Kadisdik Upayakan Penambahan Honor
KEJAKSAN - Berdalih jumlah guru PAUD bertambah di era kepemimpinannya, Kadisdik Kota Cirebon, Drs Anwar Sanusi MPd enggan kebijakan anggaran untuk guru PAUD saat ini dibandingkan dengan masa kadisdik sebelumnya.
Menurut Anwar, PAUD yang bermunculan beberapa tahun terakhir semakin banyak. Sementara anggaran untuk honor guru PAUD tetap. Terkait jumlah anggaran untuk honor guru PAUD saat ini, Anwar tidak berani menyebutkan angka pasti. “Sekitar di atas dua miliar, tapi saya tidak berani memastikan angka pasti. Sebab, data harus dengan data, bukan perkiraan,” ucapnya kepada Radar, Rabu (20/2).
Mantan kabid dikdas itu menyebutkan, honor guru PAUD memang berkurang karena semakin tahun jumlah PAUD menjamur. Jumlah honor yang diberikan pun semakin bertambah. Sementara anggaran untuk PAUD tidak mengalami penambahan. “Ini yang harus dilihat. Jumlah guru semakin bertambah. Akhirnya, kami menggunakan skala prioritas,” terangnya.
Anwar enggan membandingkan jumlah honor untuk guru PAUD pada masanya dengan era kepemimpinan (alm) Kadisdik Dedi Windiagiri. Menurut dia dibandingkan dengan program sebelumnya, ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah PAUD dan jumlah guru sekolah yang dikhususkan untuk anak di bawah usia TK itu. “Saat itu (era Dedi Windiagiri, red), sekolahnya (PAUD, red) belum sebanyak sekarang. Itu penyebabnya (tunjangan guru PAUD sekarang kurang, red),” kilahnya.
Saat ini, kata Anwar, jumlah PAUD di atas 100. Menurutnya, dikalikan jumlah guru yang mengajar bisa mencapai di atas 500 guru. “Itu logikanya. Untuk pembagian honor, tergantung dari anggaran yang diterima. Ketika anggarannya tetap, sementara pembaginya banyak, otomatis jumlahnya yang diterima per guru semakin sedikit,” paparnya seraya menegaskan solusi ke depan, disdik akan berupaya mendiskusikan dengan bagian anggaran agar ada tambahan untuk honor para guru PAUD.
Sebelumnya, Ketua Forum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Cirebon, Iin Indra Nuraeni SSIng MPd membeberkan, pada masa kepemimpinan Kadisdik Drs H Anwar Sanusi, jumlah guru PAUD yang menerima honor hanya 86 dari total 420 guru yang mengabdi. Padahal pada masa Kadisdik (alm) Drs Dedi Windiagiri tahun 2010, 240 guru PAUD menerima honor dari total 360 guru.
Ditambahkan, bahkan karena guru yang mendapat honor makin sedikit, lanjut Iin, kini beberapa PAUD memilih tidak beroperasi. Sepengetahuan dirinya, tiga PAUD di Kecamatan Pekalipan dua PAUD di Kecamatan Kejaksan dan tiga PAUD di Kecamatan Harjamukti memilih tutup sebab kekurangan biaya. “Akibat makin sedikit yang dihonor, banyak PAUD yang tutup. Ada yang bertahan dengan cari dana keluar, bahkan ada juga yang mati suri seolah hidup segan mati tak mau,” tuturnya. (ysf)