Honorer Banyak di Sekolah

Jumat 08-03-2013,08:27 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Kadisdik Sebut Kepsek yang Lakukan Perekrutan KESAMBI - Tenaga honorer di luar kategori K2 paling banyak ada di lingkungan pendidikan. Namun, Dinas Pendidikan (disdik) Kota Cirebon tak mengetahui proses perekrutan honorer tersebut. Ketua Komisi A DPRD Kota Cirebon, Dardjat Sudrajat mengungkapkan, tenaga honorer jelas terlihat banyak di lingkungan pendidikan, yaitu sekolah-sekolah. Biasanya, lanjut lelaki akrab yang disapa Ajat itu, tenaga honorer ditempatkan pada bagian tata usaha (TU) atau administrasi dan bahkan guru. Tapi terkait jumlah, Ajat tidak mengetahui angka persis. “Yang jelas terlihat, ya di pendidikan. Mungkin ratusan. Banyak di TU atau bahkan guru juga merupakan honorer,” tuturnya kepada Radar, Kamis (7/3), di ruang kerja. Dikonfirmasi, Kadisdik Kota Cirebon Drs Anwar Sanusi MSi, tak membantah banyak tenaga honorer di luar kategori K2 ada di sekolah-sekolah. Namun kata dia, perekrutan tenaga honorer tersebut di luar sepengetahuan disdik. Ditanya penyebab perekrutan tenaga honorer di luar K2, Anwar mengatakan, hal itu untuk memenuhi kebutuhan. “Yang pertama, itu di luar sepengetahuan kami, fakta di lapangan memang ada,” ujarnya saat diwawancara di ruang kerja, kemarin. Anwar mencontohkan, untuk tingkat SD sebenarnya tidak ada tenaga administrasi atau TU. Guru kelas yang ada, sebenarnya merangkap dan memiliki tugas serta fungsi administrasi. Termasuk juga kepala sekolah. “Mungkin pada kasus tertentu, karena kompleksitas permasalahan yang ada. Sehingga kepala sekolah akhirnya mempekerjakan tenaga TU honor, karena itu tuntutan kebutuhan,” bebernya. Termasuk di tingkat SMP dan SMA. Anwar menyebutkan ada sejumlah petugas administrasi yang pensiun atau tenaga lainnya, sehingga akhirnya kepala sekolah memutuskan untuk merekrut tenaga honorer. “Yang di SMP dan SMA, ini tenaga administrasinya sudah banyak yang pensiun, dan lagi-lagi atas tuntutan itu mungkin, kepala sekolah akhirnya membuka peluang atau merekrut tenaga sukwan,” paparnya. Ditanya berapa jumlah tenaga honor di lingkungan pendidikan, Anwar mengaku tidak tahu. Disdik hanya tahu jumlah pegawai honorer kategori 2 atau K2. “Kalau K2 ada, tapi lepas K2 kita tidak tahu. Jumlahnya berapa saya tidak tahu, karena itu sekolah yang mengambil kebijakan,” ujarnya. Terpisah, Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Drs H Hasanudin Manap MM mengatakan, saat ini pemerintah Kota Cirebon fokus pada pengangkatan honorer K2. Terkait tenaga honorer di luar K2, Hasanudin menegaskan, mereka harus mengikuti tes umum saat pendaftaran CPNS dibuka. “Kalau yang honorer K2, saat ini sedang kami prioritaskan. Sementara yang bukan, nanti mengikuti tes umum yang juga diikuti oleh masyarakat,” ujarnya. Sudah Setor Rp8,5 Juta, Guru Belum Juga Naik Pangkat KESAMBI - Sejumlah guru di salah satu sekolah dasar (SD) di Kota Cirebon mengeluhkan Surat Keputusan (SK) kenaikan pangkat yang sudah dua tahun, tak jua terbit. Bahkan, salah satu guru mengaku sudah menyetorkan uang total Rp8,5 juta kepada oknum pejabat Dinas Pendidikan (disdik) Kota Cirebon guna memuluskan keluarnya SK tersebut. “Sudah dua tahun puluhan guru SD di Kota Cirebon menunggu SK kenaikan pangkat dari IV A ke IV B. Kami sudah kesal dengan keterlambatan ini. Sudah diajukan dari tahun 2010, tapi sampai sekarang belum ada realisasi,” ujar guru di salah satu SD di Kecamatan Kesambi berinisial HE, Kamis (7/3). HE membeberkan sudah melakukan empat kali pembayaran total Rp8,5 juta untuk mengurusi kenaikan pangkatnya kepada oknum pejabat disdik berinisial Hj E. \"Guru lainnya, saya tidak tahu berapa jumlah uang yang sudah disetorkan. Yang jelas saya dan teman-teman guru sudah membayar sejumlah uang, tapi hingga detik ini SK belum keluar,\" tegasnya. HE yang merasa dirugikan meminta disdik bisa menyelesaikan masalah ini. \"Saya hanya ingin menanyakan kepada pihak yang terkait, kapan SK keluar? Saya harap kadisidik (Anwar Sanusi, red) bisa mengatasi hal ini,\" harapnya. Terpisah, Sekretaris Disdik Kota Cirebon Drs Casir Edi MM mengimbau kepada guru di Kota Cirebon untuk tidak melibatkan pihak ketiga dalam urusan kenaikan pangkat, agar tidak dirugikan. \"Karena sudah diimbau juga oleh pemerintah, bahwa urusan kenaikan pangkat sebaiknya diserahkan ke pihak yang sesuai, di sini yang berperan adalah disdik dan BK-Diklat. Kita tidak ingin terjadi kesalahpahaman, untuk nama (oknum pejabat disdik) yang disebutkan tadi, disdik tidak tahu,\" jelasnya melalui sambungan telepon, tadi malam. Menurut Edi, saat ini disdik tengah mengusulkan SK untuk kenaikan pangkat guru golongan IV A ke IV B. \"Dari peraturan pemerintah, untuk guru yang ingin naik pangkat dari IV A ke IV B itu harus membuat karya ilmiah sebanyak enam buah. Kalau mereka bisa menyelesaikan, prosesnya lancar. Yang jelas, saat ini disdik sedang berusaha dan mengusulkan SK untuk kenaikan pangkat guru periode April 2013,\" tuturnya. (kmg / mik)

Tags :
Kategori :

Terkait