BERTEPATAN dengan Hari Pohon Sedunia, Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) mengadakan peluncuran gerakan Jaga Bhumi periode ke-2, tahun 2018-2019 di Hutan Kota Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Rabu (21/11). Pada kesempatan itu, dr Lula Kamal juga ikut mengampanyekan back to nature, menggunakan tanaman herbal sebagai obat. \"Bu Risma sempat cerita ada kerabat kena kanker di sini yang dikejar penyembuhan padahal tanaman obat bisa dipake dengan benar sebagai pencegahan,\" kata dr Lula Kamal saat ditemui pada peluncuran Jaga Bhumi di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Rabu (21/11). Indonesia memiliki sekitar 30.000 hingga 40.000 jenis tumbuhan. Melalui penelitian Riset Tumbuhan dan Jamu (Ristorja; tahun 2012-2017) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), tercatat Indonesia memiliki sejumlah 6.000 sampai 7.500 tanaman obat. Hal tersebut tentunya jarang didapati di negara lainnya dengan jumlah tanaman obat yang melimpah. Hanya saja, kata Lula Kamal Indonesia kurang mengeksplor potensi ini. \"Kita kurang mengeksplor (potensi tanaman herbal), penelitian kurang bahkan di dunia kedokteran juga masih mundur maju,\" ujarnya. Menurut Lula, di United Kingdom (UK) dunia medis sudah menerapkan treatment jalan-jalan di hutan untuk menyembuhkan penyakit kejiwaan. Hal ini mengingat oksigen (O2) yang dikeluarkan tumbuhan dari pagi sampai sore hari sangat baik bagi kesehatan. \"Di UK (United Kingdom) sekarang sudah menerima treatment kejiwaan jalan-jalan di hutan. Perlu kita tahu bahwa tensi darah bisa turun dengan jalan-jalan di hutan,\" ujar perempuan cantik blasteran Arab, Sunda, dan Betawi ini. Di Indonesia masih banyak ruang terbuka hijau yang sebaiknya dimanfaatkan masyarakat. \"Saat pagi sampai sore hari tanaman mengeluarkan oksigen. Di Jepang ada fasilitas oksigen tapi dibayar sedangkan di Indonesia banyak gak perlu bayar. Oksigennya pure, cuman belum dilirik lagi,\" lanjut istri Ismail Khan. Saat sakit tenggorokan dan radang orang-orang akan lebih memilih obat kimia antibiotik tanpa memikirkan bahwa ada banyak bahan alami yang tersedia di dapur yang sangat bermanfaat tanpa efek samping. \"Kita kalau radang langsung beli antibiotik aja. Padahal ada kunyit, bawang putih dan daun zaitun sebagai antibakteri, antivirus dan antijamur jika kita makan sekali maka selesai masalah kita,\" paparnya. Saat ini kebanyakan orang sangat bergantung dengan obat kimia saat mengunjungi dokter. Padahal, obat-obatan kimia yang kita konsumsi mempunyai efek samping yang pada akhirnya merusak hati. Mengonsumsi obat yang tidak tepat alih-alih membuat kita sembuh melainkan menyebabkan masalah kesehatan lain juga beban biaya yang dikeluarkan untuk menebus obat tersebut. \"Kalau ke dokter biasanya dikasih segala macam obat kalau masih ngeraba-raba (diagnosa). Obat yang diminum ternyata gak ada urusannya dengan sakitnya. Obat dibersihin di hati udah gitu bayar dan gak ada gunanya,\" imbuhnya. \"Harus lebih bijaksana, walaupun dokter teriak kalau minum obat yang rasional, tapi kadang pasien ngotot minta obat setelah diperiksa,\" lanjutnya. Lula Kamal memberikan beberapa contoh bahan herbal yang bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan sakit. Ketika batuk berdahak cukup merebus jahe lalu tambahkan daun pandan maka batuk menjadi lebih ringan. \"Kalau batuk pakai daun pandan dan jahe sebagai pengencer dahak,\" katanya. Saat ini kata dr Lula Kamal penyakit refluks gastroesofagus (Gastroesophageal reflux disease, GERD) juga tengah ramai diperbincangkan. Penyakit ini merupakan penyakit saluran pencernaan yang bersifat kronis. GERD terjadi ketika asam lambung atau terkadang isi lambung naik kembali ke esofagus (refluks) sehingga seseorang akan mengalami mual bahkan muntah. Akibat naiknya asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar esofagus atau kerongkongan sehingga menimbulkan rasa panas pada dada (heartburn) sampai bagian dalam leher bahkan tenggorokan. Hal ini bisa diatasi dengan mengonsumsi kunyit dan temulawak pagi dan malam hari. \"Ada lagi penyakit asam lambung naik ke atas disebut GERD obatnya bisa puluhan ribu per tablet, padahal kalau minum kunyit sama temulawak pagi sama malam selesai. Segitu mudahnya,\" katanya. Selain itu, saat sakit gigi kita cukup hanya berkumur dengan minyak cengkih. Cara ini sudah dilakukan nenek moyang kita sejak dulu. Hanya saja cara ini mulai ditinggalkan dengan hadirnya obat-obatan kimia. \"Ada namanya kearifan lokal, sakit gigi pake minyak cengkih sedikit dipake kumur. Zaman dulu ini dilakukan,\" katanya. Saat ini ada banyak penyakit kronik yang timbul, dan tidak lagi hanya dialami orang dewasa tapi anak-anak. Penyakit kronik menyebabkan kesakitan dan beban biaya yang mahal. Maka dari itu, dr Lula Kamal mengajak masyarakat untuk melakukan upaya preventif (pencegahan). \"Jangan berpikir mengobati tapi mencegah supaya gak sakit. Tanaman obat mestinya mesra pada dokter jangan kemudian dilirik kalau udah mentok. Kalau bisa dibarengi,\" kuncinya. (Dim/FIN)
Lula Kamal Ajak Pelihara Tanaman Herbal
Kamis 22-11-2018,23:03 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :