Hari Pertama UN Kacau

Selasa 16-04-2013,08:08 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Peserta Isi Jawaban di Naskah Soal MAJALENGKA – Hari pertama pelaksanaan ujian nasional (UN) setingkat SLTA, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Majalengka tampaknya benar-benar dibuat kerepotan. Betapa tidak, muncul beberapa persoalan seperti situasi kacau, kurangnya naskah soal, hingga salah percetakan pada mata pelajaran. Kepala Dinas Pendidikan Drs H Sanwasi MM melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Drs Dedy Kamaludin MPd mengatakan, jika hari pertama UN terdapat beberapa kendala. Seperti yang terjadi di SMAN I Majalengka, misalnya mata pelajaran Bahasa Indonesia program IPS kekurangan sebanyak 15 naskah soal berikut lembar jawaban ujian nasional (LJUN). “Kami mengantisipasi dengan cara mengambil 6 naskah soal dari sekolah tersebut. Serta 4 mengambil di SMA PGRI Majalengka dan 5 lainnya dari SMAN 2 Majalengka,” ujar Dedy. Dijelaskan, persoalan lainnya terjadi pada LJUN mata pelajaran tersebut bertuliskan Bahasa Inggris, padahal hari ini adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dan itu terjadi di SMKN I Panyingkiran berjumlah 7 naskah soal dan 1 di SMKN I Maja. Beruntung pihak pengawas pendidikan cepat mengetahui hal tersebut dan segera menggantinya. Situasi kacau lainnya disebutkan Dedy, berada di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jatiwangi. Di sekolah tersebut LJUN lebih dahulu diisi seluruh siswa. Akibatnya pada saat pembagian naskah soal dengan LJUN siswa carut marut karena tidak sama. “Seperti diketahui, bahwa pelaksanaan UN tahun ini yakni sistemnya barkode atau antara LJUN dengan naskah soal itu (berpasangan/merangkap). Imbasnya tidak terdeteksi melalui komputer. Karena yang bisa membaca adalah komputer,” jelasnya. Menurut Dedy, pelaksanaan UN di MAN Jatiwangi tersebut cukup terhambat, karena memakan waktu 30 menit perbaikan. Manakala ini terjadi maka akibatnya pembagian naskah soal tidak saling cocok dan terpaksa LJUN yang sudah diisi seluruh siswa tersebut dibuang. Peserta UN terpaksa mengisi jawaban di naskah soal. “Seluruh soal itu terpaksa sebagai pengganti LJUN. Dan nanti perbaikan dilakukan di tingkat provinsi setelah soal tersebut dikirimkan,” imbuhnya. Dedy menyebutkan, adapun tidak adanya soal akibat belum tiba di aula Disdik Majalengka, relatif banyak. Seperti untuk Ekonomi program IPS di antaranya SMA Negeri I Sindangwangi yang berjumlah satu paket besar dengan isi 20 LJUN dan naskah soal (pasangan). Hal itu terjadi pula pada SMA Negeri I Bantarujeg dengan jumlah 18 amplop kecil. Serta SMAN I Cikijing 10 LJUN/naskah soal. Kemudian untuk SMAN I Cikijing sebanyak 20 amplop untuk mata pelajaran Matematika program IPS juga masih belum tiba. Dan soal tersebut untuk SMAN I Maja dengan satu amplop besar dengan jumlah 20 LJUN/naskah soal. Disusul MA Darul Ulum Talaga I Amplop besar dan kecil dengan jumlah keseluruhan untuk 32 orang siswa. “Untuk mata pelajaran Sosiologi juga sama seperti terjadi di MA PUI Maja, satu amplop kecil, yakni untuk 15 orang siswa. Dan MA Kepuh 1, Kecamatan Lemahsugih berjumlah 10,” terangnya. Dedy menambahkan, hingga pukul 20.00 WIB, rangkap naskah soal tersebut masih juga belum tiba di aula disdik. Hal tersebut terancam akan mengganggu konsentrasi peserta UN. Namun, disdik mengantisipasi dengan jumlah 140 soal untuk mata pelajaran Geografi ini terpaksa akan difotokopi dengan soal yang sama dari sekolah terdekat. “Karena hal itu tidak mungkin jika proses pelaksanaan UN hari kedua besok (hari ini, red) ditunda atau batal. Hanya itu yang kami bisa siasati sebagai antisipasi cadangan,” paparnya. Disdik Majalengka menilai, jika pelaksanaan UN tahun 2013 ini terburuk dalam sejarah. Pasalnya, selain pihak terkait dibuat kerepotan, juga jelas dengan masih kurangnya naskah soal yang dikirim ke beberapa sekolah. “Sudah dibuat repot juga harus berpikir ekstra. Tapi setelah saya kontak dengan pihak pembawa soal pada pukul 20.00 tadi (kemarin, red) soal tersebut sudah berada di perjalanan, yakni Sumedang. Tapi kita masih tunggu hasilnya. Itu pun hanya beberapa soal saja, tidak seperti Geografi yang terpaksa difotokopi,” tegasnya. Pihaknya berharap, pelaksanaan UN tahun depan untuk lebih dikoreksi kembali. Terutama masalah percetakan yang terkesan carut-marut. Padahal janji mereka (pihak Kemendikbud, red) pada waktu rapat koordinasi di provinsi terbilang mengesankan. Namun, kenyataannya malah seperti ini. “Tahun kemarin saja masih ada kekurangan, tapi sekarang lebih parah. Harusnya soal itu dicek ulang, jangan sampai tidak karuan seperti ini. Terlebih, anggaran baru turun yang tidak jauh sebelumnya, sehingga imbasnya malah seperti ini,” tandasnya. BELUM ADA TANGGAPAN DARI PERCETAKAN Soal Ujian Nasional (UN) untuk SMAN 1 Jatitujuh dan MA Darul Ulum Talaga, hingga kini belum diketahui kemana nyasarnya. Tim panitia UN tingkat Kabupaten Majalengka dan pemantau pun terus mendesak pihak perusahaan percetakan dan ekspedisi paket soal UN untuk bertanggung jawab. Anggota tim pemantau UN dari perguruan tinggi, H Kosasih Sumantri APi MSi mengaku, pihaknya sudah mengirimkan surat yang ditandatangani oleh tim panitia beserta pemantau ke pihak perusahaan percetakan yang berisi desakan agar mereka segera mencetak dan mengirimkan ulang soal UN untuk kedua sekolah tersebut. \"Sudah kita email dari kemarin juga. Tapi tampaknya sampai sekarang belum ada tanggapan. Mungkin sedang diinventarisasi atau belum ditindaklanjuti, saya gak tau. Tapi yang jelas, soal UN yang belum ada itu maksimal harus dikirim ulang sampai besok (hari ini, red),\" kata pria yang akrab disapa Engkos ini, kemarin (15/4). Menurutnya, soal tersebut maskimal harus sudah sampai di Majalengka, Selasa (16/5), lantaran soal yang tidak ada, yakni soal mata pelajaran matematika dan geografi. Di mana pada jadwal, UN mata pelajaran matematika akan dilaksanakan pada Rabu (17/4) pukul 07.30-09.30. Sedangkan, UN mata pelajaran geografi akan dilaksanakan pada Kamis (18/4) pukul 07.30-09.30. Engkos menyebutkan alternatif terakhir, jika soal UN yang kurang ini tidak segera dipenuhi hingga hari H pelaksanaan ujian mata pelajaran yang dimaksud oleh perusahaan percetakan dan panitia tingkat provinsi, pihaknya akan berinisiatif untuk mengumpulkan kelebihan soal-soal UN untuk mata pelajaran yang dimaksud dari tiap-tiap sekolah terdekat. \"Kalau tidak dipenuhi kekurangannya, kita akan ambil dari cadangan soal dari tiap-tiap sekolah terdekat. Tapi, itupun kayanya masih kurang. Karena untuk soal UN mata pelajaran matematika bagi SMAN 1 Jatitujuh saja kekurangannya 4 amplop besar, berisi masing-masing 20 eksemplar dan satu amplop kecil berisi 14 eksempar. Jadi kurangnya bisa sampai 94 eksemplar. Kalau untuk MA Darul Ulum Talaga kekurangannya soal UN Geografi satu amplop besar berisi 20 eksemplar dan satu amplop kecil berisi 12 eksemplar sih cukup kayanya, jika disubsidi dari soal cadangan pada sekolah terdekat,\" ujarnya. Terpisah, Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama (Mapenda) Kementerian Agama Kabupaten Majalengka Drs H Endang Hamdan MMPd tetap optimistis jika adanya kekurangan soal untuk MA Darul Ulum Talaga ini tidak akan menghambat pelaksanaan UN mata pelajaran Geografi, dan proses UN keseluruhan. \"Karena ya itu tadi, harapan utama kita sih segera dikirim ulang soal yang masih kurang ini. Tapi kalau alternatif terakhir yang dipakai, maka tidak akan terlalu menghambat, karena hanya 32 soal yang kurang,\" imbuhnya. (ono/azs)

Tags :
Kategori :

Terkait