KUNINGAN - Musim kemarau yang mulai melanda wilayah Kabupaten Kuningan berdampak pada mengeringnya ratusan hektare persawahan. Akibatnya, para petani mengalami gagal panen atau puso. Seorang petani di Desa Jambugeulis, Kecamatan Cigandamekar, Mulya (59) mengatakan, sekitar 100 hektare sawah tanaman padi yang rata-rata baru berusia 50 hari kini telah kering dan mati. Bahkan beberapa petak sawah yang sudah memasuki usia tanam 2,5 bulan dan mulai berbulir pun tak luput dari kekeringan hingga bisa dipastikan gagal panen. Sebagian besar petani di Desa Bunigeulis pun terpaksa membiarkan tanaman padinya mengering begitu saja. Bahkan mereka merelakan tanaman padinya menjadi pakan ternak kambing dan sapi. \"Dari pada mengering tak berguna, terpaksa tanaman padi yang mengering dibabat jadi pakan ternak,\" ungkap Mulya kepada Radar, kemarin. Lebih lanjut dikatakan Mulya, kondisi kekeringan lahan pertanian di Desa Jambugeulis tersebut sudah berlangsung sejak 1,5 bulan terakhir ini. Dua aliran sungai yang melintasi areal persawahan di desa ini pun sudah mengering sehingga praktis berdampak pada kelangsungan pertanian. \"Untuk menyedot air menggunakan pompa pun tidak mungkin dilakukan karena aliran sungai sudah kering. Akibatnya, seluruh lahan pertanian di desa kami kini mengalami kekeringan dan puso,\" ungkap Mulya. Mulya menambahkan, sebenarnya para petani di Desa Jambugeulis tahun ini mengalami kerugian dua kali. Pada musim penghujan para petani di sana pun nyaris mengalami gagal panen akibat curah hujan tinggi merontokkan bulir padi. \"Pada musim hujan lalu kami mengalami terlambat tanam sehingga pada saat mulai muncul bulir padi, ternyata curah hujan tinggi sehingga bulir pun ikut rontok. Akibatnya hasil panen pun tidak maksimal. Ditambah sekarang, usia tanam baru 1,5 bulan ternyata sudah masuk musim kemarau dan dipastikan tak ada yang bisa dipanen,\" keluhnya. Mulya menyadari, wilayah Desa Jambugeulis merupakan daerah tadah hujan dan selalu kekeringan saat musim kemaru. Namun demikian, dia dan para petani lainnya sangat berharap ada perhatian dari pemerintah untuk bisa mencari solusi agar pengairan bisa menjangkau daerah tersebut dan mencegah terjadinya gagal panen. \"Selama ini para petani mendapat pengairan dari dua aliran sungai dari Garatengah dan Sangkanurip. Namun setiap kemarau, aliran sungai tersebut bisa dipastikan kering. Harapan kami, pemerintah bisa membuatkan embung ataupun setu yang berfungsi untuk menampung air dan bisa menjadi solusi saat kemarau seperti sekarang. Minimalnya bisa menyelamatkan padi yang sebentar lagi panen,\" harap Mulya. (fik)
Ratusan Hektare Sawah di Kuningan Alami Puso
Rabu 26-06-2019,01:31 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Kamis 12-09-2024,11:30 WIB
Bikin Malu, Oknum Camat dan Bidan Mesum di Parkiran Rumah Sakit
Kamis 12-09-2024,16:30 WIB
Distro Film Cirebon Garap Film Pendek Baridin-Ratminah
Kamis 12-09-2024,20:00 WIB
Polresta Cirebon Respon Cepat Video Aksi Bullying Pelajar, Tiga Pelaku Langsung Diamankan
Kamis 12-09-2024,10:30 WIB
Terpidana Kasus Vina Menangis di Persidangan, Jelaskan Detik-detik Penyiksaan oleh Oknum Polisi
Kamis 12-09-2024,11:00 WIB
Menangkal Abrasi di Pantura Cirebon, Begini Perjuangan Fachrudin Cs Melestarikan Hutan Mangrove
Terkini
Jumat 13-09-2024,08:00 WIB
Stok Beras di Kabupaten Cirebon Capai 35 Ton, Pj Bupati: Aman untuk Beberapa Bulan Kedepan
Jumat 13-09-2024,07:00 WIB
Beri Arahan ke RSUD di Jabar, Sekda Herman: Beri Pelayanan Cepat dan Prima kepada Masyarakat
Jumat 13-09-2024,06:00 WIB
Diduga Bunuh Diri, Warga Arjawinangun Meninggal Dunia Tertemper KA Purwojaya
Jumat 13-09-2024,05:00 WIB
Rakernis KI Se-Indonesia: Keterbukaan Informasi Publik Harus Jadi Indikator Utama Reformasi Birokrasi
Jumat 13-09-2024,04:00 WIB