Dokter Sempat Konsul ke Thailand-Australia untuk Tangani Balita Korban Gigitan Ular

Kamis 13-02-2020,16:00 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

BALITA yang digigit ular itu tak tertolong. Dia meninggal di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSD Gunung Jati Cirebon, tadi malam (12/2). Saat masih di ruang perawatan, tim dokter sempat melakukan konsultasi ke dokter atau ahli di Thailand dan Australia.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Cirebon Enny Suhaeni SKM MKes mengatakan konsultasi ke ahli di Thailand dan Australia karena bisa ular itu belum terdeteksi. “Belum ditemukan serum-nya. Sepertinya bisa ular ini jenis baru. Mungkin persilangan perkawinan jenis ular,” kata Enny Suhaeni didampingi oleh Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Nanang Ruhyana saat jumpa pers kemarin.

Enny mengatakan sebenarnya Dinkes Kabupaten Cirebon mempunyai 100 vial anti bisa ular yang ada di gudang farmasi. Namun tidak ada yang cocok. Pasien sudah menghabiskan 10 vial tapi tak ada perubahan. “1 vialnya berisi 5 ml,” tuturnya.

Terpisah, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan RSD Gunung Jati dr Siti Maria juga mengatakan hal yang sama. Dia mengatakan ular jenis weling belum memiliki anti venom atau anti racun. Dokter yang menangani dari WHO Dr dr Tri Maharani MSi SpEM sendiri berusaha melakukan yang terbaik hingga berkonsultasi kepada ahli-ahli ular berbisa di Thailand dan Australia.

“Kalau jenis ular ini ada anti venomnya, dr Tri mau ke Thailand atau ke mana pun siap meluncur. Cuman karena belum ada, ini masih dikonsultasikan dengan guru-guru dan professor ahli,” ujarnya. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait