Lebih 1.700 Tenaga Medis Terinfeksi Virus Corona

Minggu 16-02-2020,12:00 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

JAKARTA -Lebih dari 1.700 tenaga medis yang bekerja di garis depan menangani pasien virus corona, dilaporkan telah terinfeksi virus mematikan itu. Enam orang di antara mereka meninggal dunia termasuk Dokter Li Wenliang dan Dokter Liang Wudong.

Dilansir dari AFP, Wakil Menteri di Komisi Kesehatan Nasional Zeng Yixin mengatakan 1.102 petugas yang terinfeksi berada di Wuhan, pusat penyebaran virus corona. Sementara 400 lainnya di wilayah lain di Provinsi Hubei.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah pekerja kesehatan mengeluhkan minimnya alat perlindungan diri agar mereka selamat saat merawat para pasien yang terkena virus corona, yang sekarang resmi diberi nama Covid-19 itu.

Banyak dokter yang terpaksa menangani pasien positif corona tanpa menggunakan pelindung seperti masker. Tak sedikit pula petugas medis yang harus memakai masker dan alat pelindung yang sama ketika peralatan itu seharusnya diganti secara berkala.

Pejabat kesehatan China menuturkan sebagian dokter bahkan dikabarkan harus menggunakan popok dewasa agar tak harus meninggalkan pasien mereka ketika ingin ke toilet. Salah satu dokter di sebuah klinik komunitas di Wuhan mengatakan dia dan setidaknya 16 rekannya baru-baru ini mengidap gejala virus corona termasuk infeksi paru-paru dan batuk.

Pada Jumat (14/2), pemerintah China mengumumkan 121 kematian baru, membuat jumlah total korban meninggal akibat virus ini mencapai 1.523 orang. Sedangkan total yang terjangkit berjumlah 64.435 orang.

Sebelumnya, pemerintah China dilaporkan telah memecat beberapa pejabat senior setelah jumlah korban yang meninggal dunia menembus angka 1.000. Sekretaris partai untuk Komisi Kesehatan Hubei dan ketua komisi itu termasuk di antara mereka yang kehilangan jabatan. Mereka merupakan pejabat paling senior yang akan diturunkan pangkatnya sejauh ini.

2

Wakil direktur Palang Merah setempat juga dihentikan dari jabatannya dengan alasan kelalaian dalam bertugas terkait penanganan sumbangan.

WHO DALAMI LAPORAN CHINA

World Health Organization (WHO) alias Badan Kesehatan Dunia tengah mendalami virus corona, terkait kasus 1.760 tenaga kesehatan yang dilaporkan positif terinfeksi virus COVID-19, yang bertanggungjawab atas melayangnya enam nyawa di kalangan praktisi medis.

Laporan ini merupakan yang yang pertamakali diinisiasi pemerintah China. Menurut WHO, apa yang diungkapkan pihak Negeri Tirai Bambu itu akan sangat krusial. Khususnya dalam upaya mencegah jatuhnya lebih banyak korban. Khususnya kalangan medis. “Informasi ini sangatlah penting. Karena para pekerja dari kalangan medis ini adalah perantara yang menjembatani antara sistem kesehatan dan respons dunia medis terhadap pecahnya suatu wabah,” kata Director Generar WHO, Tedros Adhanom Gebreyesus seperti dikutip The Guardian, Sabtu (15/2).

Dengan data yang spesifik, seperti yang dilaporkan Cina, WHO akan lebih mudah dalam mendalami kondisi seperti apa yang dihadapi para tenaga medis. Korban kali ini, lebih banyak dari apa yang disebabkan SARS beberapa tahun silam.

Selain Cina, Mesir, juga di hari yang sama secara terbuka mengungkapkan detail tentang seorang tenaga medis menjadi korban virus yang hingga saat ini, belum ditemukan vaksinnya. Sebelumnya di awal Februari, WHO mengungkapkan kegelisahannya, tentang risiko tinggi yang harus ditanggung para tenaga medis. Khususnya di negara-negara dengan fasilitas terbatas, dalam upaya pengidentifikasian virus yang dikenal dengan nama 2019-nCoV tersebut.

New York Times melansir tentang bagaimana para tenaga medis di China, yang harus mempertaruhkan nyawa dan dedikasi mereka terhadap profesi yang mereka geluti. Kurangnya persediaan sarung tangan, masker dan baju khusus, adalah diduga menjadi beberapa penyebab utama tingginya angka penyebaran virus penyebab pneumonia di kalangan pekerja medis.

Penggunaan selotip pada masker, dan kacamata khusus bekas pakai, yang seharusnya tidak digunakan secara berulang-ulang, juga penggunaan kantong plastik untuk menutupi alas kaki. Mereka juga harus rela menahan lapar dan haus.

Tags :
Kategori :

Terkait