Pemkot Anggarkan Rp10 Miliar Untuk Pecinan

Senin 17-02-2020,08:30 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

BERDIRINYA Kota Cirebon sarat dengan nilai sejarah akulturasi budaya. Diceritakan dalam berbagai versi, kota yang berada di ujung paling timur Jawa Barat ini, tidak lepas dari pengaruh penyebaran Islam, dan perdagangan yang digerakkan oleh datangnya pedagang asal Arab, dan China.

Keberagaman budaya dan misi dagang para saudagar yang berbeda latar belakang tersebut berkembang di Kota Cirebon, selalu tumbuh berdampingan sejak ratusan tahun lalu. Hingga saat ini, sisa-sisa bukti sejarah itu dapat kita lihat di Kawasan Pecinan dan Arab, antara Jalan Karanggetas dan Panjunan, Pekiringan, dan beberapa ruas jalan jalur niaga lainya di kawasan tersebut, dengan nuansa yang lebih modern.

Pemerintah Kota Cirebon, berencana untuk lebih menampakkan dan menghadirkan kembali nuansa orisinil pada kawasan perniagaan yang di dalamnya terdapat percampuran akulturasi budaya itu, melalaui penataan Kampung Arab dan Pecinan.

Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis SH mengatakan, penataan Kawasan Pecinan dan Arab tersebut sudah direncanakan untuk dapat bisa dimasukkan di rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) 2021 dan dikerjakan di tahun tersebut. “Penataan Kawasan Pecinan dan Kampung Arab sudah masuk perencanaannya untuk bisa dibangun tahun 2021. Nilainya cukup besar sekitar di atas 10 miliar,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, konsep penataannya adalah menghidupkan kembali nilai sejarah perkembangan akulturasi budaya di kawasan perniagaan tersebut, sehingga dapat dioptimalkan sebagai destinasi wisata sejarah dan wisata niaga di Kota Cirebon.

“Kita tahu bahwa di wilayah Panjunan, Pecinan, Lemahwungkuk dan sekitarnya, itu semua yang memiliki nilai sejarah keberadaan perkembangan Kota Cirebon. Itulah yang akan kita dorong agar ditata sehingga bisa dijadikan sebagia destinasi wisawata sejarah baru,” ungkapnya.

Diterangkan Azis, Kota Cirebon sangat erat hubungannya dengan akultirasi budaya Islam, China dan Arab. Inilah yang kemudian akan dicoba untuk dipromosikan supaya jadi daya tarik wisata Kota Cirebon. Diakuinya, Cirebon ini tidak mempunyai alam yang indah seperti di pegunungan. Tapi, punya kekuatan kultur yang dari beragam etnis, seperti Arab dan China yang sudah ada sejak Cirebon ini lahir. “Potensi inilah yang kita kembangkan menjadi destinasi unggulan,” sebutnya.

2

Sementara itu, Anggota Komisi I DPRD Kota Cirebon Harry Saputra Gani mendukung rencana pemanfaatan dan penataan Kampung Arab dan Pecinan di Kota Cirebon ini. Menurutnya, rencana ini telah diutarakan oleh Pemkot Cirebon kepada DPRD. Hanya saja, untuk teknis pengusulan anggotanya baru akan dilakukan ketika telah masuk tahapan pembahasan KUA-PPAS pada penyusunan RAPBD 2021 mendatang.

“Kami mendukung rencana ini, dan DPRD juga akan membahasnya di KUA-PPAS ketika TAPD sudah mulai melakukan tahapan pembahasan RAPBD 2021. Ini sebagai penguatan sektor destinasi wisata alternatif dengan potensi kultur  sejarah yang bisa diangkat kembali dengan penataan kawasan pecinan dan arabian,” ungkapnya.

Menghadapi rencana tersebut, dia berpesan kepada masyatakat untuk bersiap diri guna menangkap peluang berkembangnya kawasan tersebut setelah ditata. “Masyatakat dari sekarang siapkan peningkatan skill, mulai bikin produk kerajinan dan makanan olahan yang bisa dipasarkan kepada wisatawan dan pengunjung, karena nanti kawasan di situ akan berkembang,” sebutnya. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait