Ok
Daya Motor

Kebijakan Dedi Mulyadi Mulai Ditentang, Sekolah di Kota Cirebon Diizinkan Gelar Study Tour

Kebijakan Dedi Mulyadi Mulai Ditentang, Sekolah di Kota Cirebon Diizinkan Gelar Study Tour

Rapat Degar Pendapat (RDP) komisi III dan Pimpinan DPRD Kota Cirebon bersama perwakilan GAPITT Ciayumajakuning. Mereka membahas tentang larangan study tour oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.--radarcirebon.com

BACA JUGA:Kolam Penampung Air Pondok Gontor 5 Magelang Roboh, 4 Santri Meninggal Dunia

Namun, usai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi melalui pernyataan lisannya mengeluarkan larangan study tour, membuat sejumlah sekolah memilih membatalkan perjalanan.

"Pernyataan tersebut efeknya sangat besar pada ekosistem pariwisata, sejak pertengahan Februari hingga saat ini kami tidak mendapatkan permintaan perjalanan study tour, tak sedikit juga yang melakukan pembatalan perjalanan," ungkapnya.

Budi berharap, hasil dari RDP ini bisa segera ditindak lanjuti dan hasilnya bisa terwujud dalam arahan pemerintah Kota Cirebon

Pihaknya berharap, study tour bisa kembali berjalan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. 

Sehingga, ekosistem pariwisata bisa tetap berjalan dan kegiatan belajar di luar sekolah sesuai dengan kurikulum bisa tetap dilaksanakan.

Sementara itu, larangan study tour Gubernur yang biasa disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM), juga ditentang oleh sekolah kejuruan yang ada di Kabupaten Bekasi.

SMK Karya Pembaharuan, Kabupaten Bekasi, berencana melakukan perjalanan ke Bali dengan biaya yang disebutkan mencapai Rp5-6 Juta per siswa.

Namun anggapan tersebut, ditepis oleh Kepala SMK Karya Pembaharuan, Ahmad Tetuko Taqiyudin usai dipanggil Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan WIlayah III Jawa Barat, Jumat 25 April 2025.

Ahmad Tetuko Taqiyudin menjelaskan, perjalanan yang bakal dilakukan oleh sekolahnya, bukan merupakan study tour.

Melainkan, acara perpisahan yang dilakukan di Bali untuk 179 siswa kelas 12 angkatan tahun 2022/2023.

Selain itu, biaya perjalanan yang disebutkan mencapai Rp5-6 juta rupiah, juga ditepis yang bersangkutan.

Dirinya menjelaskan, bahwa siswa yang ikut ke Bali ini, sudah mencicil iuran perbulan sebesar Rp300 ribu sejak mereka diterima di sekolah tersebut.

Jumlah uang tersebut, digunakan untuk sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) Rp150 ribu, tabungan akhir ujian kelas sampai ijazah Rp50 ribu, dan biaya perpisahan ke Bali Rp100 ribu.

Nilai tersebut, menurut Ahmad, sudah disepakati oleh wali murid sejak awal masuk yang tertera dalam surat peneriamaan siswa baru.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait