Di Pesantren Bina Insan Mulia, Kuota Beasiswa Belajar ke Timur Tengah Melimpah
MELIMPAH. Pesantren Bina Insan Mulia memiliki Kuota Beasiswa Belajar ke Timur Tengah yang melimpah.-Ist-Radar cirebon
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon mendapatkan kontrak Kerjasama berlimpah dari beberapa kampus bertaraf internasional di Timur Tengah. Jumlah kuota yang diberikan pun melebihi yang didapat Kementerian Agama.
Demikian disampaikan, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli Lc MA saat mewisuda peserta Program bahasa Arab Pesantren Bina Insan Mulia 1 dan Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2, di Saphire Ballroom, Aston Hotel & Convention Center, Sabtu, 28 Juni 2025.
Tak kurang dari 1200 hadirin memenuhi ruangan tersebut. Mereka adalah para santri peserta program, wali santri, civitas pesantren, dan tamu undangan.
Imjaz begitu --sapaan akrab Kiai Imam Jazuli menjelaskan, program Bahasa Arab di pesantrennya menjadi salah satu program unggulan yang hasilnya sangat diunggulkan. Hal itu dibuktikan dengan jumlah dan tingkat kelulusan alumni Bina Insan Mulia yang diterima dan berprestasi di kampus-kampus internasional di Timur Tengah.
BACA JUGA:Dokter TW Pelaku Kekerasan Seksual di Cirebon Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara
“Kakak-kakak kalian telah berhasil menaklukkan sejumlah kampus di Timur Tengah. Mereka bukan saja telah berhasil diterima tetapi mereka berprestasi,” papar Imjaz memotivasi para santri.
Beliau kemudian mencontohkan dua kader Bina Insan Mulia saat ini menjadi pengampu program Bahasa Arab Bina Insan Mulia, keduanya telah berhasil lulus dengan tingkat excellent (mumtaz) dari Universitas Al-Azhar Mesir padahal dulunya mereka berdua adalah alumni SMK Bina Insan Mulia.
Keberhasilan alumni Pesantren Bina Insan Mulia menaklukkan kampus-kampus di Timur Tengah dan di dalam negeri tidak lepas dari keberhasilan penerapan metode pembelajaran berbasis program yang diciptakan oleh Kiai Imam Jazuli beberapa tahun lalu. “Dulu, saya belajar ilmu alat nahwu dan shorof saja lebih dari 8 tahun. Saya tidak ingin pengalaman ini terulang pada santri saya. Mereka harus bisa belajar dengan waktu yang lebih cepat, namun hasilnya lebih hebat,” paparnya.
Kepada peserta Program Bahasa Arab, Imjaz berpesan agar mau melanjutkan studi ke Timur Tengah di kampus-kampus yang bertaraf internasional. “Tahun ini, meski beasiswa yang ditawarkan ke Bina Insan Mulia berlimpah, tapi yang memilih study ke sana justru berkurang,” jelasnya.
BACA JUGA:HIPMI Kota Cirebon Gelar Muzcab X, Hisyam Sulaiman Terpilih Jadi Ketua
Menurut catatan sekolah, ada 70 lulusan Bina Insan Mulia yang berangkat ke Timur Tengah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 santri melanjutkan ke Tunisia, 20 santri melanjutkan ke Maroko, 5 orang melanjutkan ke Al-Azhar Mesir, dan 4 orang melanjutkan ke Pakistan.
Kiai Imjaz menjelaskan bahwa minat study ke Mesir dari santrinya berkurang di banding tahun-tahun sebelumnya justru di saat Pesantren Bina Insan Mulia dipercaya oleh Universitas Al-Azhar untuk menjadi penyelenggara tes seleksi masuk untuk provinsi Banten, DKI, Lampung, Jabar, dan Jateng.
“Peserta yang mengikiti seleksi ke Mesir di Bina Insan Mulia dari 4 Peovinsi tahun ini lebih dari 1000 orang dan semua dinyatakan lulus oleh tatwir Al-Azhar Mesir,” tegasnya.
Terkait kenapa minat alumni Pesantren Bina Insan Mulia tahun ini menurun, beliau menjawab,” “Alumni Bina Insan Mulia punya banyak pilihan untuk study ke luar negeri baik Benua Asia, Eropa, Australia. Alumni Bina Insan Mulia memiliki privilege (hak istimewa) untuk belajar ke luar negeri. Di pesantren lain, hanya anak pintar atau anak tokoh atau anak orang kaya yang bisa belajar ke luar negeri. Tapi di sini, semua anak mendapatkan kesempatan yang sama. Siapa saja, sebab kami telah memiliki sistem.”
BACA JUGA:Tiga Lokasi Penambangan Diawasi Ketat Pemkab Cirebon
Di sisi lain, Kiai Imjaz menjelaskan bahwa Timur Tengah bagaimanapun juga tetap menjadi pusat khazanah keislaman yang tak tergantikan, dan di Indonesia hari ini sudah mulai berkurang orang yang mendalami khazanah keislaman dengan sungguh-sungguh. Penguasaan khazanah keislaman ini, menurut beliau, sangat penting untuk menghasilkan orang-orang yang moderat dalam beragama.
“Ciri orang moderat adalah tidak mudah menyalahkan orang lain, menyesatkan, apalagi mengkafirkan, hanya karena berbeda karena agama selalu memberikan pilihan-pilihan,” imbuhnya
Selain alasan itu, Timur Tengah, khususnya Universitas Al-Azhar, telah terbukti mampu menghasilkan para tokoh masyarakat di level regional, nasional dan internasional dengan profesi dan peranan yang tak tertandingi banyak. “Al-Azhar melahirkan presiden, ulama, pengusaha, rektor, dosen, kiai, dan lain-lain,” pungkasnya. (sam)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


