Sekolah Swasta di Cirebon Merasa Diabaikan KDM, Protes Pun Tak Dihiraukan

RADARCIREBON.COM – Sekolah swasta di Cirebon merasa diabaikan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias KDM.

Ini berkaitan dengan kebijakan terbaru KDM di dunia pendidikan yakni setelah KDM menambah jumlah siswa di dalam kelas atau rombongan belajar (rombel) menjadi 50 orang.

Kebijakan ini sebelumnya sudah diprotes pihak sekolah swasta. Namun, KDM bergeming. Protes tidak dihiraukan.

Kebijakan pun jalan terus sampai berakhirnya masa SPMB 2025. Akibatnya, banyak siswa cabut berkas dari sekolah swasta kemudian beralih mendaftar ke sekolah negeri.

BACA JUGA:Antusias, Ratusan Peserta Ikuti Tes Bahasa Jepang di Kampus IPB Cirebon

BACA JUGA:Mau Makan Siang? Datang Aja ke Hotel Aston Cirebon, Cobain Nasi Brengkes

Sejumlah sekolah swasta di Kota Cirebon gigit jari. Tahun ajaran baru, mereka tidak dapat murid baru.

Tidak hanya SMK swasta, hal serupa terjadi juga di SMA swasta. SMA Widya Utama, SMA Taman Siswa, dan SMA Syarif Hidayatullah, hanya memiliki 4 siswa baru yang mendaftar lewat SPMB 2025.

Ketua Badan Musyawarah Pendidikan Swasta (BMPS) Kota Cirebon Drs Abu Malik MPd buka suara.

Menurut dia, kebijakan KDM berdampak berdampak luas, terutama bagi keberadaan sekolah swasta. 

BACA JUGA:Bupati Kuningan Mulai Serius, Kasus Bayi Meninggal di RSUD Linggajati Begini Kelanjutannya

BACA JUGA:Donald Trump Umumkan Kesepakatan dengan Prabowo Soal Tarif Impor, Detailnya Menyusul

“Orang tua akhirnya memanfaatkan kebijakan itu dengan memaksakan anaknya masuk ke sekolah negeri yang diinginkan,” tutur Abu Malik, Selasa (15/7/2025). 

Dia menambahkan, bahwa sejak awal BMPS telah melaksanakan roadshow ke Dinas Pendidikan dan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jawa Barat. 

Sumber: