Workshop Riset STMIK IKMI Dorong Dosen Tembus Hibah Kemdiktisaintek 2026
STMIK IKMI Cirebon menggelar Workshop Tembus Proposal Riset dan Pengabdian Prioritas Kemdiktisaintek Tahun 2026 di Aula Kampus Jalan Perjuangan, Kota Cirebon, Sabtu (8/11/2025).-Ade Gustiana-RADARCIREBON.COM
CIREBON, RADARCIREBON.COM – STMIK IKMI Cirebon menggelar Workshop Tembus Proposal Riset dan Pengabdian Prioritas Kemdiktisaintek Tahun 2026 di Aula Kampus Jalan Perjuangan, Kota Cirebon, Sabtu 8 November 2025.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber nasional, Prof Dr Didik Sulistyanto, ahli sekaligus reviewer hibah penelitian dari Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Workshop ini menjadi ajang strategis untuk meningkatkan kapasitas dosen dalam menyusun Proposal penelitian dan pengabdian masyarakat agar mampu bersaing di tingkat nasional.
Apalagi, tahun 2026 pemerintah menyiapkan dana riset dan pengabdian sebesar Rp1,2 triliun bagi perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Dalam pemaparannya, Prof Didik menjelaskan bahwa dari total dana tersebut, Rp655 miliar dialokasikan untuk penelitian baru dan Rp500 miliar untuk penelitian berkelanjutan (on going).
Peluang besar itu, menurutnya, harus dimanfaatkan maksimal oleh kampus-kampus yang sudah terbukti unggul dalam riset, termasuk STMIK IKMI Cirebon.
Profesor kelahiran Ponorogo, 23 Maret 1964 itu menilai, keseimbangan pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi menjadi kunci kemajuan institusi.
Banyak dosen unggul dalam pengajaran, namun masih lemah dalam penelitian dan pengabdian masyarakat.
Padahal dua dharma tersebut, katanya, merupakan tolok ukur penting peningkatan kualitas akademik dan reputasi kampus.
Prof Didik yang menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Brawijaya Malang pada bidang Patologi Serangga dan Pengendalian Hayati itu juga mencontohkan capaian STMIK IKMI Cirebon yang dinilainya luar biasa.
Kampus tersebut secara konsisten menempati peringkat teratas di bawah LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat. Tahun 2025 saja, IKMI Cirebon berhasil meloloskan 17 Proposal penelitian dan satu Proposal pengabdian masyarakat.
Akademisi yang menamatkan studi magister dan doktor di University of Christian Albrecht, Kiel, Jerman, itu berharap capaian tersebut meningkat pada tahun 2026.
Melalui Workshop ini, dosen-dosen diharapkan mampu menyusun Proposal dengan kualitas lebih tinggi dan peluang lolos yang lebih besar.
Profesor yang pernah menjabat Atase Pendidikan RI di KBRI Bangkok, Thailand, itu juga menegaskan bahwa hibah penelitian bukan sekadar program pendanaan, tetapi jalan penting menuju peningkatan karier akademik.
Menurutnya, salah satu syarat utama menjadi guru besar adalah pernah menjadi ketua hibah penelitian kementerian.
STMIK IKMI, katanya, patut berbangga karena hampir seluruh dosennya sudah memenuhi syarat tersebut.
Manfaat hibah juga dirasakan langsung oleh mahasiswa. Setiap Proposal penelitian yang disusun dosen wajib melibatkan dua hingga tiga mahasiswa.
Artinya, mahasiswa mendapat pengalaman nyata dalam kegiatan riset sekaligus kemudahan dalam penyusunan tugas akhir.
"Dengan keterlibatan langsung itu, proses kelulusan pun lebih cepat dan terarah karena mahasiswa dibimbing dalam proyek yang terstruktur dan dibiayai oleh kementerian," kata Prof Didik usai Workshop.
Ketua STMIK IKMI Cirebon, Assoc Prof Dr Dadang Sudrajat SSi MKom, menyambut positif pelaksanaan Workshop tersebut.
Ia menilai kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat budaya riset di lingkungan kampus.
Pihaknya, kata Prof Dadang, akan terus mendukung penuh para dosen agar aktif dalam penelitian dan pengabdian masyarakat, baik secara mandiri maupun kolaboratif.
Prof Dadang juga mengapresiasi kehadiran Prof Didik yang dinilainya membawa wawasan dan semangat baru bagi dosen IKMI.
Dengan pengalaman panjang sebagai peneliti, akademisi, dan diplomat pendidikan, Prof Didik dianggap mampu menginspirasi sivitas akademika agar lebih berani menembus kompetisi hibah nasional. (ade)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: reportase


