Program Regenerasi Petani Kuningan Dituduh Hanya Seremonial, Diskatan Beri Bantahan
Kepala Diskatan Kuningan Dr Wahyu Hidayah menegaskan bahwa regenerasi petani di Kuningan bukan sekadar slogan, melainkan program nyata yang sedang berjalan dengan pendekatan bertahap dan terukur.--Radar Kuningan
KUNINGAN, RADARCIREBON.COM - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) KUNINGAN, memberikan bantahan atas tuduhan Program Regenerasi Petani hanya sekadar seremonial.
Diskatan Kuningan angkat bicara menanggapi kritik terhadap program regenerasi petani muda yang dinilai hanya sebuah acara belaka.
Kepala Diskatan Kuningan Dr Wahyu Hidayah menegaskan, bahwa regenerasi petani di Kuningan bukan sekadar slogan, melainkan program nyata yang sedang berjalan dengan pendekatan bertahap dan terukur.
"Kami memahami kekhawatiran berbagai pihak terkait isu regenerasi petani, namun perlu kami luruskan bahwa proses ini sedang berlangsung secara serius dan berkelanjutan. Ini bukan panggung, tapi gerakan," tegas Wahyu dikutip dari Harian Radar Cirebon.
Mengacu pada data Sensus Pertanian 2023 (ST2023) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Kuningan, tercatat sebanyak 10.674 orang petani milenial (usia 19–39 tahun) dari total 60.797 petani yang terdata.
BACA JUGA:PKS Usul RSUD Linggajati Kuningan Dikelola oleh Pemprov Jabar, Demi Apa?
BACA JUGA:Kabar Buruk Bagi ASN Kuningan, TPP Bakal Dipotong Imbas Dana Transfer Berkurang
Angka ini setara dengan 17,56 persen, atau sekitar 1 dari setiap 6 petani di Kuningan adalah generasi muda.
"Ini pondasi penting dalam regenerasi petani. Saat daerah lain kesulitan mencari anak muda yang mau bertani, di Kuningan justru sudah mulai terbentuk ekosistemnya,” ujarnya.
Tak hanya soal usia, transformasi digital juga menjadi penanda penting dari modernisasi sektor pertanian.
Dari data yang sama, sebanyak 89,55 persen atau 54.453 petani di Kuningan telah memanfaatkan teknologi digital dalam proses pertaniannya.
"Penggunaan aplikasi pertanian, pemasaran online, irigasi pintar, dan pupuk modern sudah menjadi bagian dari praktik harian para petani kita. Ini bukti bahwa pertanian kita tidak tertinggal," terangnya.
BACA JUGA:Dibeli Tanpa Syarat, Pemkab Kuningan Dorong Petani Padi Jual Gabah Kering ke Bulog
BACA JUGA:Bukan Mistis! Petani Padi Kabupaten Cirebon Alami Kejadian Aneh
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


