Rany Febriani Banting Stir dari Akademisi Jadi Politisi

Rany Febriani Banting Stir dari Akademisi Jadi Politisi

KUNINGAN-Menjadi politisi sama sekali tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh salah seorang anggota DPRD Kuningan dari Fraksi Demokrat, Rany Febriani SS MHum. Memiliki basic sebagai akademisi, Rany kini sukses menjadi politisi muda di lembaga legislatif.

Rany yang lahir di Kuningan 32 tahun lalu, tepatnya 17 Februari 1988 itu, kini karir politiknya mulai menanjak. Oleh fraksinya, kini Rany ditugaskan sebagai Ketua Komisi II yang salah satu tugasnya membidangi perekonomian.

Meski tergolong masih muda, lulusan S1 Sastra Sunda Universitas Padjadjaran yang berlanjut S2 Jurusan Filologi di kampus yang sama ini, bercerita tentang perjalanan karirnya sebelum masuk ke dunia politik. Rany pernah menjadi dosen di STKIP Muhammadiyah Kuningan, bahkan pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi.

“Saya pernah juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Dosen Bahasa Daerah Muhammadiyah se-Indonesia. Sekarang menjadi Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD Kuningan, Ketua DPC Bintang Muda Indonesia (sayap Partai Demokrat), dan sekarang Ketua Komisi 2 DPRD Kabupaten Kuningan,” kata Rany, Sabtu (26/12).

Sebenarnya, lanjut Rany, dirinya memiliki juga basic sebagai peneliti naskah-naskah kuno, dan banyak belajar politik juga otodidak dari naskah kuno yang pernah ditelitinya.

“Saya banting setir dari akademisi nyemplung ke politik, karena ingin memajukan kebudayaan dan sejarah yang ada di Kabupaten Kuningan,” ujar putri dari mantan Kepala DPMPTSP, Drs H Lili Suherli MSi dan Hj Emil Jamilah MSi itu.

Rany mengungkapkan, sama sekali tak terpikirkan dirinya akan masuk ke dunia politik. Namun cerita awalnya ia mendengar adanya keluhan salah seorang orang tua mahasiswa yang nyaris tidak mampu melanjutkan kuliah anaknya, karena faktor ekonomi. Dari situlah Rany kemudian curhat ke orang tua (H Lili Suherli) dan akhirnya mendapatkan pencerahan.  

“Jujur, saya engga sama sekali ngebayangin ingin jadi anggota dewan. Cuma karena gara-gara ada orang tua mahasiswa ngeluh anaknya hampir gak nerusin kuliah gegara masalah ekonomi, terus saya curhat sama orang tua, Papa Haji Lili,” ungkap istri dari Yonnick Hwan Hendriana SFarm Apt itu.

“Kata papa saya, solusi untuk bantu orang, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah menjadi penentu kebijakan. Karena kamu bukan PNS, satu-satunya cara kamu memperjuangkan mereka ya dari jalur politik. begitu,” tambah Rany.

Berdasarkan wejangan dari ayahnya, masih kata Rany, dengan menjadi anggota legislatif, diharapkan dirinya dapat memperjuangkan secara nyata masyarakat yang susah, melalui kebijakan-kebijakan yang pro terhadap masyarakat.

“Karena kata papa, saya bukan PNS dan gak mungkin jadi pejabat, gak mungkin kamu bikin kebijakan. Satu-satunya cara adalah menjadi legislatif, dan diharapkan bisa memperjuangkan masyarakat yang susah melalui peneluran kebijakan-kebijakan yang pro masyarakat. Atau minimal bisa lebih memaksimalkan kebijakan-kebijakan yang ada, supaya lebih terasa di masyarakat. Begitu kata papa saya,” kata Rany yang ternyata juga memiliki hobi mengendarai motor trail. (mumuh muhyidin)

https://www.youtube.com/watch?v=VMkZSyGlll0

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: