Deteksi Suhu Tubuh dengan Drone

Deteksi Suhu Tubuh dengan Drone

MALAYSIA-Kepolisian wilayah Terengganu, Malaysia, punya anggota baru. Bukan manusia, melainkan drone. Ia ditugaskan untuk mengecek suhu tubuh penduduk di tempat umum. Pihak kepolisian menggunakannya beberapa hari terakhir untuk menegakkan protokol kesehatan (prokes).

Kepala Kepolisian Terengganu Rohaimi Md Isa mengatakan bahwa pihaknya punya 157 tim monitoring yang bisa pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Meski begitu, pihaknya tidak bisa memonitor setiap lokasi bersamaan. Termasuk mendeteksi individu yang memiliki gejala tertular Covid-19 di tempat umum. Karena itulah, beberapa drone akhirnya dikerahkan.

Drone tersebut dilengkapi teknologi pemindai suhu. Ia bisa mendeteksi suhu tubuh sekelompok orang dari ketinggian 20 meter di atas permukaan tanah. Jika mendeteksi ada orang dengan suhu tubuh tinggi, misalnya di atas 37,5 derajat Celsius, drone itu akan memancarkan lampu warna merah.

”Personel kami akan pergi ke lokasi untuk mengidentifikasi individu yang bergejala,” ujar Rohaimi seperti dikutip Bernama, Senin (7/6).

Drone tersebut bukan milik pihak kepolisian. Sebuah perusahaan swasta meminjamkannya untuk membantu polisi memantau selama diberlakukannya lockdown. Mereka juga melakukan kunjungan mendadak ke rumah-rumah penduduk untuk memastikan taat aturan.

Malaysia memberlakukan lockdown total pada 1–14 Juni. Langkah itu diharapkan bisa menekan angka penularan dan kematian di tengah serangan gelombang ketiga saat ini. Minggu (6/6) tercatat total ada 616.815 kasus dan 3.378 kematian akibat Covid-19 sejak awal pandemi.

Saat lockdown, penduduk diperbolehkan keluar rumah untuk membeli kebutuhan rumah tangga. Tapi, dibatasi radiusnya dan per rumah tangga dua orang saja. Saat ini angka penularan di Malaysia sudah mulai turun. Meski begitu, kewaspadaan belum bisa dilonggarkan.

Dirjen Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah memperingatkan bahwa sebagian besar infeksi baru dan kematian berasal dari kontak yang tidak diketahui. Sebab, saat ini muncul varian baru yang memiliki tingkat penularan dan kematian yang tinggi. ”Karena itu sebaiknya tinggal di rumah saja,” tuturnya seperti dikutip The Guardian. Jangan keluar jika tidak ada keperluan mendesak.(jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: