Menantikan Tiket Dini dari Belanda dan Belgia

Menantikan Tiket Dini dari Belanda dan Belgia

Oleh: Kurniadi Pramono

BELANDA dan Belgia bisa dikatakan negeri liliput. Sering disamakan sebagai negeri kembar, bagai Ipin dan Upin. Luas kawasan mereka tak lebih 72 ribu kilometer persegi, dengan kekuatan demografi manusia tak lebih 30-an juta jiwa.

Sebagai pembanding, Jerman bersatu punya wilayah darat sekitar 5 kalinya, dengan populasi sekitar 3 kalinya. Tapi untuk urusan sepak bola, 3 negara Eropa barat itu sama-sama digdaya.

Yang membedakannya, Jerman 4 kali juara dunia dan 3 kali juara Eropa. Sedangkan Belgia belum menyimpan koleksi piala dari 2 kompetisi paling bergengsi itu. Sementara Belanda, era Marco van Basten, memenangi Euro 1988 di Jerman.

Di peringkat terbaru FIFA yang mengandalkan indeks prestasi dengan hitungan super rumit, Belgia saat ini di peringkat pertama. Jerman yang terus menerus merosot sejak 2018, kini menduduki tangga ke-12.

Sedangkan Belanda yang sempat memeroleh trend naik saat timnas-nya ditangani Ronald Koeman, kembali anjlok ke peringkat 16 di tangan manajer Frank de Boer.

Lolosnya Belanda ke Euro 2020 ini, dan sempat tampil sebagai finalis pada helatan pertama Nations League UEFA 2019 lalu (kalah tipis 0-1 dari Portugal), sedikit mengobati kerinduan publik dunia yang kehilangan atraksi serang tim ini di Piala Dunia Rusia 2018 lalu.

Kendati belum memeroleh kepercayaan luas sejak gagalnya mereka di final Piala Dunia Afrika Selatan 2010 (menyerah 0-1 dari Spanyol) dan tersingkirnya mereka dari semifinal Piala Dunia Brasil 2014 (tersandung adu penalti dengan Argentina), toh Belanda yang sempat lunglai akibat hengkangnya Ronald Koeman ke Barcelona dan cederanya jenderal pertahanan Virgil van Dijk tahun lalu, lambat laun kini mulai mencapai kembali performa standar mereka yang gemar memainkan sepak bola menyerang yang atraktif.

Unggul sementara 2-0 atas Ukraina di first matchday, seolah Belanda akan menang mudah dengan gol Georginio Wijnaldum dan Wout Weghorst. Namun kemudian, manajer Ukraina Andriy Shevchenko (legenda AC Milan) kerap berdiri dari kursinya dan mendorong timnya lebih berani main melebar dan menerobos.

Alhasil, Belanda kecolongan 2 gol cepat Yarmolenko dan Yaremchuk hanya dalam 4 menit. Beruntung, mental Belanda tidak drop, dan di 7 menit sebelum berakhir, pemain baru Danzel Dumfries mengembalikan psosisi kemenangan 3-2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: