Warga Demo Perusahaan Batubara
*Tuntut PT Abra Beri Jatah Lebih CIREBON- Ratusan warga Pesisir, Kelurahan Panjunan, mendatangi lokasi bongkar muat tongkang batubara di Pelabuhan Cirebon, kemarin. Tongkang batubara itu milik PT Abra, salah satu perusahaan batubara yang selama ini beroperasi di pelabuhan. Pantauan Radar, sekitar 500 warga Pesisir mendatangi tongkang batubara milik PT Abra dan menghentikan aktivitas bongkar muat. Truk yang hendak mengangkut batubara pun dihadang warga. Warga pun menyampaikan tuntutan, yakni memintah tambahan jatah batubara. Jika selama ini PT Abra hanya memberikan jatah 500 karung batubara, maka mereka meminta dinaikkan menjadi satu truk. Hasil penjualan batubara itu nantinya dibagikan kepada seluruh warga yang terkena dampak debu batubara. “Kami datang ke pelabuhan hanya minta tambahan jatah batubara, karena selama ini kami yang terkena dampak langsung dari debu batubara. Bantuan ke kami juga tidak pernah ada,” kata salah seorang ibu yang ikut demo. Ibu berperawakan besar itu mengatakan, dampak dari debu batubara, anak-anak kecil di kampung Pesisir menderita flek. Sejauh ini tak ada kompensasi apa pun. PT Abra hanya memberikan 500 karung. Jika dijual semuanya hanya Rp3,5 juta. Kalau dibagi, warga hanya mendapatkan rata-rata Rp50 ribu. Angka ini tidak sebanding dengan efek debu yang dihasilkan, termasuk penyakit yang dialami para warga. “Abra bisanya hanya mengandalkan aparat, tidak berani langsung ke warga. Rombongan kami hanya dapat jatahnya sebulan sekali, bukan tiap hari,” cetus ibu-ibu. Akibat aksi tersebut, tampaknya membuat aparat TNI turun tangan. Satu peleton anggota TNI diturunkan untuk mengamankan lokasi. Bahkan warga yang menghadang di pintu masuk III juga dihalau untuk keluar pelabuhan. Kasdim Mayor Yogo Widiatmoko mengaku kedatangan satu peleton TNI dalam rangka mengamankan pelabuhan, karena TNI menganggap pelabuhan termasuk teritoral yang harus diamankan. Karenanya, Yogo menyesalkan tindakan warga yang menghadang truk-truk pengangkut batubara. Padahal selama ini PT Abra sudah berbaik hati memberikan jatah 500 karung, tapi warga justru minta lebih banyak lagi. Yogo juga menyesalkan PT Pelindo sebagai lembaga otoritas bongkar muat terkesan lepas tangan, bahkan terkesan menghindar. Wartawan yang mencoba konfirmasi ke PT Pelindo juga tak mendapat jawaban. “Kalau tetap seperti ini, saya khawatir perekonomian di pelabuhan menjadi lumpuh. Pengusaha bisa-bisa lari dari Cirebon karena khawatir,” tegas Yogo. Suherman, sekuriti PT Pelindo II, saat dikonfirmasi mengaku persoalan antara warga dengan PT Abra tidak ada kaitannya dengan Pelindo. Dia mengatakan selama ini tak ada persoalan antara warga dengan perusahaan batubara lainnya. Warga, kata dia, sering benturan dengan PT Abra karena memberikan jatah batubara yang terlalu sedikit. “Mohon maaf, PT Pelindo tidak ada urusan dengan persoalan itu. Ini murni antara warga dengan Abra,” katanya. Sementara itu, warga sempat menggelar dialog dengan TNI di kantor Kelurahan Panjunan. Tapi warga kecewa karena pihak perwakilan PT Abra bersikukuh hanya memberikan jatah 500 karung. “Ini sih sama aja bohong, buat apa ada pertemuan kalau hasilnya tetap seperti itu dan tidak berubah,” teriak warga. (abd) FOTO: ABDULLAH/RADAR CIREBON JAGA KETAT. Aparat TNI diturunkan untuk berjaga-jaga di area Pelabuhan Cirebon menyusul aksi demo warga Pesisir ke perusahaan batubara, kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: