Cengkok Oye

Cengkok Oye

Medhot kini sudah jadi dalang terkenal. Ia seperti ayahnya: tanpa sekolah pedalangan. Autodidak. Belajar sendiri.

\"Ayah juga tidak pernah mengajar saya bagaimana mendalang yang baik,\" ujar Medhot.

Sang ayah, katanya, hanya menekankan satu hal: \"Kalau mau hebat, seperti ayah, ya harus sering menonton ayah mendalang\".

Soal kemampuan yang lain-lain tergantung cara dan kesungguhan mengasah diri.

Apakah Medhot juga mewarisi jenis suara sang ayah?

“Kami, semua anaknya, mewarisi suara bapak,\" ujar Medhot.

Melihat kenyataan itu Pak Mantep pernah mengatakan begini: sudah takdir keluarga kita punya suara seperti ini. Pinter-pinter kita mengolahnya.

Medhot (Me-nya dibaca seperti membaca Medan), adalah nama panggung.

Nama aslinya Samyono Mantep Putro. Namun, karena sejak bayi dipanggil Medhot nama itulah yang dikesohorkan.

\"Kata ibu, ketika saya di kandungan suka medhot sana medhot sini,\" ujar Medhot.

Pak Mantep juga punya putri yang tinggal di Surabaya. Ny. Sariono. Dari ibu yang kedua.

Dia seorang penari. Demikian juga suaminya. Dua anaknya pun jadi penari. Lulusan S-1 ISI Solo.

\"Saya tidak bisa ikut pemakaman di Karanganyar. Tidak keburu. Syarat bepergian di masa Covid ini banyak,\" ujarnya.

Saya telepon dia. Juga bicara dengan suaminya. Sang suami pernah menciptakan tari ngremo untuk acara saya.

Jumat pagi kemarin Ny. Sariono masih bicara dengan Pak Mantep, ayahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: