Indra Rudiansyah, Mahasiswa Indonesia di Balik Riset Astrazeneca, Mau Dipanggil Pulang Erick Thohir

Indra Rudiansyah, Mahasiswa Indonesia di Balik Riset Astrazeneca, Mau Dipanggil Pulang Erick Thohir

JAKARTA – Tak banyak yang tahu, ternyata ada mahasiswa Indonesia yang ikut dalam tim riset vaksin covid 19 Astrazeneca. Dia adalah Indra Rudiansyah, yang sedang menempuh S3 di Jenner Institute University of Oxford.

Hal itu, diketahui saat Indra berbincang lewat sesi live Instagram bersama Menteri BUMN, Erick Thohir. Erick pun berharap Indra nantinya akan pulang dan membantu Indonesia.

“Ketemu Indra tahun kemarin Oktober atau November, saat pertama kali ada rapat dengan Astrazeneca. Saya nggak tau Indra dari mana. Saya terkaget-kaget ketika tau dari mana,\" kata Erick, dalam perbincangan itu.

Indra sebenarnya telah bekerja di Biofarma dan dia mendapat beasiswa LPDP untuk meneruskan S3. “Tahun 2014 masuk biofarma. Saya bilang mau kerja di sini dan melanjutkan S3,” kata Indra.

Setelah bekerja 2 tahun mulai mencari beasiswa. Coba daftar LPDP dan diterima di Oxford. Kemudian terjdai pandemi covid-19.

Saat itu, dia pun ikut direkrut dalam grup emerging pathogen disease. Mulanya, grup tersebut terbilang grup kecil baik dari sisi sumber daya maupun pendanaan.

Namun, setelah pandemi muncul mereka membutuhkan sumber daya tambahan serta membuka perekrutan anggota riset baru. Padahal, awalnya Indra bergabung pada tim riset vaksin malaria.

Erick Thohir pun berharap Indra ke depannya dapat membantu Indonesia. “Rencana kapan balik? Mudah-mudahan bisa bantu Indonesia. Karena vaksin ini penting, tidak hanya covid,” katanya.

Erick berharap, Indra dapat membantu pengembangan vaksin di Indonesia. Terutama lewat teknologi viral vector seperti yang dipakai AstraZeneca.

Sebab, di Indonesia pengembangan saat ini baru menggunakan inactivated virus.

\"Saya harap Indra, nomor 1 selesaikan di Oxford. Kamu sudah punya pengalaman viral vector yang di Indonesia Bio Farma masih menggunakan inactivated virus. Nah, dengan viral vector ini, sistem produksinya sudah siap dan siapa tahun bisa untuk mengembangkan vaksin Merah Putih,\" tuturnya. (yud)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: