KarSa Menang, Khofifah Tolak Akui Hasil Rekap KPU

KarSa Menang, Khofifah Tolak  Akui Hasil Rekap KPU

SURABAYA – Proses penghitungan suara pilgub Jawa Timur (Jatim) akhirnya tuntas. Dalam sidang pleno terbuka KPU Jatim, kemarin (7/9), pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) secara resmi ditetapkan sebagai pemenang dengan meraih suara 8.195.816 suara (47,25 persen). Urutan kedua adalah pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman Suryadi Sumawiredja (Berkah) dengan meraup dukungan sebanyak 6.525.015 (37,62 persen). Berselisih 1.670.801 suara atau sekitar 10 persen. Posisi nomor tiga diduduki oleh jago PDIP, Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah. Pasangan dengan ikon jempol ini dipilih oleh sebanyak 2.200.069 atau 12,69 persen. Sedangkan yang menjadi juru kunci adalah pasangan independen pertama di Jatim, Eggi Sudjana-M Sihat. Pasangan ini mendapat 422.932 suara. Hasil penghitungan KPU identik dengan hitung cepat (quick count) semua lembaga survei pada 29 Agustus lalu. Selain itu, penetapan KarSa sebagai pemenang pilgub dalam rapat pleno praktis menjadikannya sebagai pasangan gubernur-wagub pertama di Jawa-Bali yang berhasil menang back to back dalam pilgub. Rapat pleno terbuka KPU Jatim sendiri merupakan puncak dari rangkaian pilgub yang berlangsung sejak Februari 2013. Karena rapat tersebut mengagendakan rekapitulasi penghitungan suara dari KPU di 38 kota/kabupaten. “Rapat pleno sekaligus untuk menetapkan pemenang dalam pilgub Jatim,” kata Ketua KPU Jatim Andry Dewanto Ahmad di sela rapat pleno di Hotel Shanri-La, Surabaya, ini. Dalam rapat pleno, panitia sebenarnya mengundang semua pasangan calon. Namun, yang hadir hanya dua pasangan calon. Yakni, pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf dan pasangan Eggi Sudjana-M Sihat. Sementara itu, menurut salah seorang tim sukses pasangan Bambang-Said, Didik Prasetyono, baik BDH maupun Said Abdullah tidak bisa hadir karena ada acara rakernas. “Asumsi kami, sebenarnya pasangan calon tidak wajib hadir. Makanya, ketika itu Mas Bambang (BDH, red) nanya apakah wajib hadir, karena ada rakernas, maka tidak perlu hadir,” tuturnya. Baru tiga hari lalu menerima undangan, tapi sudah kadung mengagendakan ke Jakarta untuk rakernas. Eggi sendiri menyesalkan ketidakhadiran dua pasangan calon tersebut. “Karena kedatangan ke dalam acara puncak ini sebenarnya merupakan bentuk penghargaan terhadap demokrasi dan supremasi hukum,” ucap Eggi. Bukan Eggi namanya bila tidak menyentil. “Kalau Bambang DH saya nilai kurang benar, karena dia masih punya alasan untuk tak hadir. Tapi, kalau untuk pasangan Khofifah-Herman, saya nilai tidak benar karena tidak menghargai sama sekali. Karena tidak ada alasan,” imbuhnya. Ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan via telepon seluler, cawagub dari pasangan Berkah, Herman Suryadi Sumawiredja menyatakan pihaknya tidak perlu datang. “Buat apa saya datang, lha hasilnya sudah diketahui. Semua sudah kami serahkan ke tim hukum,” tambahnya. Seperti ditebak, dari empat saksi pasangan calon, tiga di antaranya menyampaikan keberatan. Yang pertama datang dari kubu Eggi-Sihat. Mereka memprotes soal rilis sejumlah lembaga survei dan rilis hitung cepat. “Bagi kami sangat merugikan. Karena belum selesai pilgubnya sudah diumum-umumkan. Bawaslu seharusnya turun tangan untuk itu,” kata saksi pasangan berjuluk Beres, Fathoni. Sedangkan pasangan BDH-Said Abdullah menyatakan dengan tegas bahwa pihaknya tidak akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Tapi ada sejumlah catatan yang harus kami berikan,” kata saksi jago PDIP tersebut, Andi Firasadi. Yang disoroti adalah soal minimnya sosialisasi, terus kasus broadcast BBM Ketua KPU Jatim Andy Dewanto Ahmad dan sejumlah ketidakprofesionalan yang dianggap dilakukan oleh KPU Jatim. Yang menolak dan berancang-ancang mengajukan gugatan adalah kubu pasangan Khofifah-Herman. “Kami tak mungkin merinci satu per satu di sini secara lisan. Kami akan menyampaikannya secara tertulis. Yang jelas, kami menolak hasil rekapitulasi ini,” kata saksi pasangan berjuluk Berkah, Edi Junaedy. (ano/agm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: