Pembelajaran Jarak Jauh Pengaruhi Tingkat Emosi Siswa

Pembelajaran Jarak Jauh Pengaruhi Tingkat Emosi Siswa

 GERAKAN Sekolah Menyenangkan (GSM) merilis data penelitiannya terkait ke beberapa jenjang siswa SD, SMP dan SMA terkait dampak dari sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hasilnya, dampak dari PJJ bukan hanya menurunkan kualitas belajar, namun juga dapat mempengaruhi emosi siswa.

Hal itu terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan GSM pada 1.263 siswa mulai jenjang SD hingga SMA, menunjukkan bahwa 57 persen siswa SD dan SMP merasakan emosi negatif.

“70 persen siswa SMA juga merasakan emosi negatif,” kata Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal di Jakarta, Jumat (13/8/2021).

Menurut Rizal, emosi negatif tersebut terdiri dari banyak hal, mulai dari bosan, sedih, kurang memahami materi, stress, bingung, merasa kurang bersemangat, merasa terbebani, kurang puas, hingga merasa kesulitan dalam belajar.

“Semakin tinggi jenjang pendidikan, gap antara emosi positif dan negatif semakin lebar. Ini menunjukkan bahwa ada proses belajar yang ternyata mungkin tidak tepat atau tidak dibutuhkan siswa dan tidak sesuai dengan perkembangan mental siswa itu sendiri,” ujarnya.

Dengan demikian, Rizal menyimpulan, bahwa proses belajar yang seragam baik itu jenjang SD hingga SMA yang selama ini disampaikan guru tidak bisa meningkatkan kompetensi belajar siswa.

“Justru tugas-tugas tersebut menjadi beban. Juga ada kesulitan belajar yang dirasakan anak SD hingga SMA , artinya mereka merasa tidak produktif atau berkurang motivasi,” tuturnya

Untuk itu, Rizal mendorong agar pemerintah dapat menyusun kurikulum darurat yang mendorong interaksi anak dengan lingkungan sosial sekaligus mengatasi persoalan nyata di kehidupan sehari-hari.

“Kurikulum darurat tidak cukup hanya mengurangi materi kurikulum kompetensi esensial saja, karena tetap tidak mengubah orientasi dan suasana kebatinan siswa,” jelasnya.

“Dukungan orang tua berupa dukungan emosional, sangat dibutuhkan. Peran keluarga sangat kuat untuk membantu proses belajar siswa agar lebih positif dan termotivasi,” pungkasnya. (fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: