6 Calon Investor GW-TAIS Ambil Formulir
KEJAKSAN- Calon investor mulai mengambil formulir pendaftaran lelang Gedung Wanita (GW) dan Taman Ade Irma Suryani (TAIS). Kasubag Pengelolaan dan Pengendalian Aset Pemkot Cirebon, Lolok Tiviyanto MSi mengatakan, sejak pengumuman lelang ditampilkan di media, sudah banyak yang dating ke pihaknya untuk mengambil formulir pendaftaran lelang. Mereka yang datang tidak hanya dari Kota Cirebon, tapi ada juga dari luar Cirebon. Sejauh ini sudah ada 6 calon investor yang mengambil formulir. “Sejauh ini sudah ada 6 perwakilan perusahaan yang mengambil formulir ikut lelang. Masing-masing diwakilkan dengan menunjukkan identitas diri dari perusahaan,” kata Lolok kepada Radar, kemarin. Sementara Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Drs H Arman Surahman MSi mengatakan, secara pribadi dirinya dan pemkot menginginkan pengelola GW maupun TAIS adalah investor dari lokal Cirebon. Namun, aturan yang berlaku tidak memungkinkan untuk demikian. Artinya, siapa pun bisa menjadi pengelola TAIS dan GW. “Secara pribadi inginnya lokal. Karena lebih menjiwai dan memiliki rasa kepemilikan yang tinggi,” terangnya kepada Radar. Dikatakan, seluruh kontestan yang masuk, dapat menjadi peserta sepanjang memenuhi syarat. Artinya, lanjut Arman, baik pengusaha lokal maupun nasional, berpeluang menjadi pemenang lelang dan mengelola aset Gedung Wanita maupun TAIS, untuk jangka waktu puluhan tahun ke depan. Meskipun diinginkan menjadi pengelola, ucapnya, bukan berarti pengusaha lokal diprioritaskan oleh panitia lelang atau tim seleksi. Terpenting, mereka memenuhi syarat dan sesuai aturan. “Dua aset itu jangan sampai terbengkalai lagi. Pemanfaatannya harus jelas,” pesannya. Asisten Daerah Bidang Administrasi Umum Pemkot Cirebon Drs Asep Dedi MSi menjelaskan, proses tahapan lelang akan dilakukan dengan ketat dan sesuai ketentuan. Dengan demikian, bagi investor yang tidak memenuhi syarat, dipastikan akan gugur dengan sendirinya. Karena itu, pemkot ingin mencari investor yang benar-benar serius menangani dua aset tersebut. Asep Dedi memberikan gambaran besar kriteria calon investor Gedung Wanita dan TAIS. Yakni, berpengalaman, memiliki kemampuan dari berbagai sisi. “Kita tidak ada prioritas investor lokal. Semua sama,” ucapnya. Saat ini proses masih terus berjalan. Sembari menunggu para peserta yang mendaftar, panitia lelang akan melakukan pendalaman persyaratan peserta. Lelang Gedung Wanita dan TAIS berbeda dengan lelang barang dan jasa pada umumnya. Di mana, antar peserta dan panitia tidak saling bertatap muka. Hal ini terlaku dalam lelang barang dan jasa di Lelang Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE). Meskipun beberapa mekanisme aturan dan prosedur menggunakan lelang barang dan jasa dalam LPSE, kali ini, justru peserta lelang harus menunjukan pola kerja dan proyeksi terhadap Gedung Wanita dan TAIS untuk masa yang akan datang. “Kita seleksi dari situ. Peserta yang memaparkan sesuai harapan pemkot, bisa menjadi pemenang lelang dan berhak mengelola Gedung Wanita maupun TAIS,” ucapnya. (abd/ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: