Waspada Cuaca Ekstrem, BMKG: Selalu Jaga Kesehatan
JAKARTA – Belakangan kondisi cuaca terbilang ekstrem, terkadang panas pada siang hari hingga sore dengan hembusan angin kencang, lalu tiba-tiba hujan ketika petang atau malam hari.
Dengan kondisi seperti ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk waspada.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan memperkirakan bahwa kondisi El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dalam keadaan netral dapat berkembang menjadi La Nina pada akhir tahun ini.
Sedangkan Indian Ocean Dipole Mode (IOD) Netral diprediksi bertahan setidaknya hingga Januari 2022.
“Saat ini, ENSO dan IOD sama-sama dalam keadaan Netral. Keduanya adalah faktor iklim penting yang mempengaruhi terhadap variabilitas curah hujan di Indonesia, terutama pada skala waktu inter-annual,” katanya dalam keterangannya, Kamis (26/8).
Untuk itu, dia meminta masyarakat Indonesia untuk lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrem seperti hujan es, hujan lebat disertai kilat dan petir, dan angin puting beliung jelang masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Perubahan cuaca yang tidak menentu, tidak hanya bisa menimbulkan bencana, tapi juga membuat imunitas seseorang melemah.
“Terlebih situasi Indonesia saat ini belum lepas sepenuhnya dari pandemi Covid-19. Waspada bencana hidrometeorologi dan jaga kesehatan selalu,” katanya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga menegaskan potensi bencana hidrometeorologi menyusul prediksi musim hujan yang datang lebih awal dari biasanya pada tahun ini.
“Perlu menjadi perhatian bersama, terutama di wilayah-wilayah rawan banjir, tanah longsor dan tanah bergerak seiring intensitas curah hujan yang akan terus semakin meninggi,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi akan mengalami musim hujan lebih besar dari biasanya. Wilayah tersebut, yaitu sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau bagian selatan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian barat hingga selatan, Sulawesi, Maluku Utara bagian barat, Pulau Seram bagian selatan dan Papua bagian selatan.
Karenanya, pihaknya mengimbau agar pemerintah setempat dan masyarakat untuk mewaspadai, mengantisipasi dan melakukan aksi mitigasi lebih awal guna menghindari dan mengurangi risiko bencana.
“Puncak musim hujan periode 2021/2022 sendiri diprediksi terjadi pada Januari dan Februari 2022,” katanya.
Diterangkannya, dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 14,6 persen diprediksi mengawali musim hujan pada September 2021, meliputi Sumatera bagian tengah dan sebagian Kalimantan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: