Kaya Potensi, Wagub Uu Ingin Wisata Kuliner Mampu Tingkatkan PAD Jawa Barat

Kaya Potensi, Wagub Uu Ingin Wisata Kuliner Mampu Tingkatkan PAD Jawa Barat

BANDUNG - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov Jabar) ingin memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Apalagi, Jawa Barat memiliki keindahan alam, budaya dan kuliner.

Terbukti hingga saat ini banyak wisatawan menjadikan Jawa Barat menjadi tujuan kuliner yang sangat digemari.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat menghadiri Webinar Pemberdaya Penggerak Indonesia Sejahtera dengan tema \"Mengangkat Kuliner Jawa Barat ke Kancah Dunia\" secara virtual, yang diselenggarakan oleh Penggerak Pemberdaya Indonesia Sejahtera (PESI) Provinsi Jawa Barat di Pondok Pesantren Miftahul Jaza, Kampung Gumuruh, Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Sabtu (2/10).

Menurut Wagub Uu, setiap kabupaten/kota memiliki ciri khasnya masing-masing baik dari kuliner dan alamnya.

\"Di Jawa Barat ada Tasikmalaya dengan tutug oncom, Sumedang dengan tahu sumedang, Cirebon dengan nasi jamblang, Indramayu dengan gombyang dan berbagai macam,\" tuturnya.

Lebih-lebih, di Bandung Raya yang memiliki inovasi-inovasi makanan yang sangat luar biasa. “Ini adalah salah satu potensi untuk menuju masyarakat yang lebih baik dengan memanfaatkan potensi kuliner,\" imbuhnya.

Oleh karena itu, Pemdaprov Jabar fokus dan memanfaatkan potensi daerah melalui desa wisata dan kuliner, demi meningkatkan PAD. Sehingga diharapkan adanya pemerataan sektor ekonomi yang adil bagi masyarakat di setiap kota kabupaten di Jawa Barat.

\"Jangan sampai ekonomi dikuasai oleh kelompok itu-itu saja, jangan sampai ekonomi berada dan meningkat di tempat itu-itu juga,\" ungkap pria yang biasa disapa Pak Uu.

Dia juga berharap para pelaku usaha kuliner dan tempat wisata ini harus mampu menguasai teknologi. Melalui media sosial, produk kuliner maupun  tempat wisata akan dikenal sehingga adanya keinginan untuk datang ke Jawa Barat.

\"Kalau dulu mungkin untuk mempromosikan wisata sangat sulit untuk cepat dikenal orang. Minimal dari mulut ke mulut harus ada waktu, kalau sekarang begitu mudah,\" pungkasnya. (jun)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: