Awas! Pengguna WhatsApp Diincar Hacker Pengincar Informasi Login

Awas! Pengguna WhatsApp Diincar Hacker Pengincar Informasi Login

META, sebelumnya dikenal sebagai Facebook, kembali memperingatkan para pengguna WhatsApp atas maraknya situs web yang meniru layanan pesan populer ini. Peringatan ini menyusul banyaknya temuan di mana para penjahat siber dilaporkan banyak mengincar informasi login pengguna.

Sebelumnya, mereka diketahui banyak menggugat pelaku di balik penipuan phishing yang telah menipu pengguna agar membagikan informasi pribadi mereka. Dalam gugatan federal Amerika Serikat (AS), Meta mengklaim bahwa lebih dari 39.000 situs web telah dibuat sejak 2019 untuk mengelabui pengguna agar memasukkan nama pengguna dan kata sandi mereka.

Para scammer membuat situs web tersebut untuk berpura-pura sebagai halaman login di Facebook, Facebook Messenger, Instagram, dan WhatsApp, layanan media sosial yang berada di bawah naungan Meta. Para penipu menggunakan WhatsApp untuk menuntun korbannya ke website palsu yang terlihat seperti website asli. Penipu juga menggunakan Facebook, Instagram, dan Messenger untuk mengelabui korban.

Phishing sendiri adalah saat penipu membuat situs web, email, atau teks palsu untuk memikat orang agar membagikan informasi berharga, seperti kata sandi dan detail perbankan. Kejahatan siber ini diluncurkan dengan banyak maksud misalnya informasi pribadi yang mungkin mengarah ke akun perbankan.

Meta tidak tahu siapa yang berada di balik serangan tersebut, tetapi mengatakan laporan serangan phishing sedang meningkat sangat pesat dalam beberapa waktu belakangan ini. “Phishing adalah ancaman signifikan bagi jutaan pengguna Internet,” tulis Jessica Romero, direktur penegakan platform dan litigasi Meta, dalam sebuah posting blog.

Dia menambahkan, gugatan ini adalah satu langkah lagi dalam upaya berkelanjutan mereka untuk melindungi keselamatan dan privasi pengguna, mengirim pesan yang jelas kepada mereka yang mencoba menyalahgunakan platform dan meningkatkan akuntabilitas mereka yang menyalahgunakan teknologi.

Romero mencatat bahwa volume serangan meningkat pada Maret 2021 lalu. Dirinya mengatakan kalau penyerang menyembunyikan identitas mereka menggunakan layanan relai dengan cara yang ‘mengaburkan’ lokasi sebenarnya dari situs web phishing dan identitas penyedia hosting online mereka.

“Kami mengambil tindakan ini untuk mengungkap identitas orang-orang di balik serangan itu dan menghentikan perilaku berbahaya mereka,” lanjut Romero.(jp)

BACA JUGA:

·  Keluarga Salsabila dan Handi Dikunjungi KSAD, Ayah Korban Bilang Begini

·  Keluarga Salsabila dan Handi Dikunjungi KSAD, Ayah Korban Bilang Begini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: