Langit Nusantara

Langit Nusantara

Nama seperti \'\'Gudang Garam\'\' atau \'Djarum\'\' pada dasarnya sangat jelek. Aslinya, Gudang Garam itu terasosiasi ke sebuah bangunan reot di tengah tambak garam.

Pun \'\'Djarum\'\'. Aslinya benda yang tidak bergengsi. Tapi kehebatan dua perusahaan rokok itu telah mengubah citra gudang garam dan jarum menjadi benda istimewa.

Pun kalau Indonesia kelak bisa semaju Gudang Garam dan Djarum, tentu citra nama Nusantara bisa berubah drastis menjadi lebih keren dari Jakarta.

Mesir sebenarnya sudah lebih dulu memindah ibu kotanya dari Kairo. Sejak 2015. Tapi sampai sekarang belum jadi. Juga belum diberi nama. Sebutan sementaranya: Al Asima Al Idariyya Al Jadida. Sering disebut kota New Hope –harapan baru.

Luas ibu kota baru itu lebih besar dari negara Singapura. Letaknya di antara Kairo dan kota Suez. Gedung-gedung pencakar langit sudah banyak dibangun. Tapi masih belum ada yang mau pindah ke sana. Lokasi kota ini di tengah padang pasir.

Nusantara menyalip Mesir. Tiba-tiba Nusantara jadi nama kota ibu kota. Maka, apa pun yang selama ini telah menggunakan kata Nusantara harus memikirkan ulang: apakah masih relevan.

Misalnya Islam Nusantara, tiba-tiba menjadi Islam ibu kota. Mumpung KH Said Aqil Siroj masih hidup: mau diapakan Islam Nusantara.

Yang sulit adalah: Koes Ploes. Yang sudah lama meninggal. Begitu banyak lagunya yang berjudul Nusantara: mau diapakan.

Terserah saja.

Akhirnya saya suka humor yang beredar di medsos ini: kalau di Jakarta ada Jabodetabek, di Nusantara nanti mestinya ada Bonus Sambal Terong –Bontang-Nusantara-Samarinda-Balikpapan-Tenggarong. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: