Langsung Perbaiki Reservoir Raksasa
KESAMBI– Direksi PDAM Kota Cirebon akhirnya bergerak cepat merespons keluhan para pelanggan. Sejak kemarin, perbaikan terus dilakukan. Salah satunya penggantian peralatan pendukung instalasi aliran air pada bak penampung raksasa (reservoir) Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Meski air ke warga sempat terhenti, direksi memastikan langkah tersebut merupakan upaya tepat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. “Langkah antisipasi terus kami lakukan. Ini demi meningkatkan pelayanan kepada pelanggan,” ujar Dirut PDAM Kota Cirebon Sopyan Satari SE MM bersama Direktur Teknik Hendra Yogiyasa ST MM, saat meninjau langsung penggantian peralatan pendukung instalasi aliran air, kemarin. Reservoir atau bak penampung raksasa di Kecamatan Talun itu dapat menampung dua ribu meter kubik air dari sumber air PDAM Kota Cirebon di Cipaniis melalui Plangon. Hendra menjelaskan, pembangunan bak penampung raksasa tersebut pada tahun 1995. Anggaran yang dipakai saat itu Rp12 miliar, mampu membangun bak penampung 2 ribu meter kubik. “Itu sebelum krisis moneter. Bisa dihitung dengan harga bahan baku saat ini membangun bak penampung dengan kapasitas hampir 10 ribu meter kubik. Berapa puluh atau ratus miliar dana yang dibutuhkan,” paparnya. Sementara Dirut PDAM Sopyan Satari menjelaskan, peralatan instalasi yang diganti memiliki umur teknis. Jika dibiarkan hingga masa umurnya habis atau rusak, pelanggan PDAM Kota Cirebon yang akan mengalami hambatan air. Karena itu, demi menjaga dan memastikan aliran air untuk pelanggan tetap berjalan, dilakukan penggantian peralatan pendukung aliran air yang akan disalurkan ke pelanggan dari bak penampung raksasa. “Peralatan ini setiap saat dioperasionalkan. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” ujarnya. PDAM Kota Cirebon, lanjut pria yang akrab disapa Opang, tidak mengharapkan adanya kemacetan air karena peralatan rusak. Hal ini, jika dibiarkan akan mengganggu aliran distribusi air kepada pelanggan. “Kami sudah rencanakan secara sistematis,” terangnya. Terkait beberapa aduan lain tentang kenaikan tarif, PDAM memastikan tarif yang diberikan sesuai dengan pemakaian. Terlepas dari pemakaian karena lupa menutup kran atau sejenisnya, meteran air tetap menjadi patokan perhitungan. Selain itu, PDAM Kota Cirebon mulai tegas dalam menertibkan pelanggan. Pasalnya, kata Opang, banyak pelanggan yang menunggak pembayaran hingga 20 bulan. Sementara, selama waktu berjalan, pelanggan tetap memakai air PDAM. Dari 54.700 pelanggan PDAM Kota Cirebon, 3 ribu di antaranya menunggak hingga tahunan. Karena itu, mereka diberikan surat pemberitahuan tentang tagihan atas tunggakan air selama minimal tunggakan tiga bulan. “Kalau menunggak, otomatis tagihan bertambah. Karena seharusnya perbulan membayar 100 ribu, misalnya, karena menunggak 10 bulan, jadi harus bayar 1 juta,” terangnya. Karena itu, Opang berharap, agar pelanggan yang menunggak segera membayar tagihan. Sebab, pembayaran dari pelanggan itu digunakan untuk biaya administrasi, menggaji karyawan, perbaikan pipa distribusi, dan kegiatan PDAM lainnya. Sejak surat itu diedarkan kepada pelanggan yang menunggak lebih dari tiga bulan pada beberapa hari lalu, sikap tegas akan diambil PDAM. Yakni, dengan memutus sambungan air PDAM ke rumah tersebut. “Di setiap struk penagihan kami sertakan lama tunggakan dan jumlahnya. Di bawahnya kami ingatkan kalau tidak membayar akan dicabut,” terangnya. Langkah ini diambil karena PDAM membutuhkan dana sirkulasi untuk kegiatan perawatan dan administrasi keuangan lainnya. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: