Bisa Ambil Untung, Indonesia juga Bisa jadi Penengah Konflik Rusia-Ukraina

SINYAL perang yang dilemparkan Rusia atas Ukraina diyakini akan berpengaruh pada perekonomian negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Menurutnya, peran Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 ini sangat strategis sebagai penengah konflik.

Pemerintah Indonesia harus bisa melakukan intervensi dengan mengajak negara-negara yang sedang konflik khususnya Rusia dan AS untuk duduk bersama dalam forum G20 membahas solusi konflik.

“Indoensia bisa menjadi penengah karena Indonesia tidak memiliki kepentingan langsung terhadap konflik yang ada di Ukraina.

Kalau itu bisa dilakukan sebagai Presidensi G20, Indonesia akan dianggap sukses,” kata Bhima saat dihubungi oleh JawaPos.com, Jumat (25/2). Selanjutnya, terdapat peluang menarik terhadap sisi investasi dari negara-negara yang sedang berkonflik. Misalnya, potensi relokasi pabrik besi dan baja.

BACA JUGA:

·  Arnold Putra Keturunan Cirebon, Bikin Tas dari Tulang Punggung Manusia

·  <strong>Status Indra Kenz Bukan Tersangka, Tapi Masih….</strong>

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut, terdapat dua peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia, khususnya dari sisi investasi dan menengahi konflik dua negara tersebut.

Beberapa pabrik elektronik maupun otomotif yang berbasis di Rusia maupun di Ukraina bisa didekati untuk segera beralih ke Indonesia. “Disiapkan insentif khususnya itu yang dalam jangka waktu dekat yang harus dilakukan oleh pemerintah,” tuturnya.

Di sisi lain, Bhima juga mengingatkan, pemerintah harus sigap dalam mengantisipasi dampak konflik tersebut terhadap pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Sebab, harga komoditas minyak mentah yang sudah tembus di atas USD 100 per barel ini akan meningkatkan inflasi dan akan membuat biaya pengiriman barang biaya logistik dapat lebih mahal.

Berita berlanjut di halaman berikutnya:

BACA JUGA:

·  Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Makan Bubur Bareng: Geura Duet Capres Sareng Cawapres

·  9 Capres Diajukan PSI, Tapi Tidak Ada Anies Baswedan dan Giring

Sumber: