Pelaku Bullying di Bojong Kulon Cirebon Dikeluarkan dari Sekolah, Wakasek: Tiap Minggu Ada Alpa
Wakasek Kurikulum SMK Ulumuddin Susukan, Amirin menyebut bahwa pelaku bullying di Desa Bojong Kulon, akan dikeluarkan dari sekolah.-Dedi Haryadi-radarcirebon.com
Radarcirebon.com, CIREBON - Pelaku Bullying terhadap anak berkebutuhan khusus di Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, mendapatkan sanksi dikeluarkan dari sekolah.
Wakasek Kurikulum SMK Ulumuddin Susukan Kabupaten Cirebon, Amirin mengatakan, pelaku berinisial AS yang melakukan bullying telah resmi dikembalikan kepada orang tua atau dikeluarkan dari sekolah.
Sedangkan pelaku lainnya yang masih satu kelas, masih dipertimbangkan. Meski dari Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Cirebon, meminta agar para pelaku bullying tidak dikeluarkan.
"Dari KCD minta tidak dikeluarkan. Tapi ini menyangkut nama baik sekolah. Jadi untuk pelaku utama kita kembalikan ke orang tua. Untuk temannya, masih nunggu nanti dari Polresta Cirebon bagaimana," kata Amirin, kepada radarcirebon.com, Kamis, 22, September 2022.
BACA JUGA:Kejahatan Seksual Masih Tanggi, Ada Siswi SMP Dirudapaksa dan Korban yang Terinfeksi HIV
BACA JUGA:Apa Alasan Dedi Mulyadi Digugat Cerai Bupati Purwakarta, Tidak Saling Follow di Medsos, Oh Ternyata
Amirin menambahkan, pihak sekolah sangat menyesalkan adanya kejadian tersebut. Bahkan pasca kejadian pihak sekolah sudah proaktif dengan membentuk tim dari pihak guru.
"Tim itu dari kesiswaan, wali kelas dan Satgas Anti Perundungan di sekolah. Terutama untuk menginvestigasi kejadian tersebut, benar atau tidak dilakukan oleh siswa. Ternyata benar," ungkap Amirin.
Atas kejadian itu, penanganan selanjutnya diserahkan ke Unit PPA Sat Reskrim Polresta Cirebon. Pihak sekolah sudah memberikan skorsing kepada siswa. Yang kedua adalah pengembalian kepada orang tua.
Apalagi, dilihat dari riwayat di sekolah, pelaku utama memang termasuk siswa yang memiliki catatan merah. Juga pernah melakukan tindakan perundungan di sekolah.
BACA JUGA:Istri Pesulap Merah Kena Santet? Begini Jawaban Tegas Marcel Radhival
BACA JUGA:Hero Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Desa Bungko
"Siswa yang kurang rajin. Alpa hampir setiap Minggu ada. Sebetulnya sudah ada catatan merah di sekolah. Pelaku utama inisial AS memang sering melakukukan tindakan perundungan di sekolah," imbuh dia.
Sementara untuk teman-temannya, kata Amirin, relatif hanya ikut-ikutan. Karena itu pula, sekolah masih mempertimbangkan terkait pengembalian kepada orang tua atau sebatas skorsing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: