Cerita Muzaki, Korban Tragedi Kanjuruhan, Remaja yang Terinjak-injak Alhamdulillah Selamat

Cerita Muzaki, Korban Tragedi Kanjuruhan, Remaja yang Terinjak-injak Alhamdulillah Selamat

Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, saksi sejarah kelam tragedi Sabtu malam 1 Oktober 2022. Foto: -Ridho Abdullah-JPNN.com

Saat pamitan pun, Rina terdiam dan berharap anaknya akan membatalkan pergi menonton bola.

Nyatanya, hal itu hanya keinginannya saja tanpa jadi kenyataan. Anak pertamanya itu tetap berangkat bersama teman-temannya nonton bola ke Malang.

Hingga ada berita tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, membuat dia makin tidak tenang.

Anak kesayangannya itu tak segera pulang, bahkan hampir tengah malam.

Hingga Minggu (2/10) dini hari, dirinya mendapatkan telepon kondisi anaknya. Dikabarkan Muzaki dirawat di rumah sakit karena menjadi korban tragedi itu.

Suasana hati berkecamuk, sehingga dia pun memutuskan dengan suami, Yudi Santoso, berangkat ke Malang, menjemput anaknya.

Jam 3 dini hari, dengan naik mobil dia dan suami menerobos dinginnya cuaca melewati jalur menuju Malang.

Hingga sampai di rumah sakit, dia dan suami langsung mencari sang buah hati. Setelah memastikan kondisi anaknya, mempertimbangkan kondisi mental anaknya, dia dan suami memutuskan membawanya pulang ke Blitar.

Pertimbangan dibawa pulang itu diambil karena kondisi pasien berjubel di rumah sakit. Kenyataan itu membuat dia tidak tega jika anaknya tetap dirawat di rumah sakit di Malang.

Insiden 1 Oktober 2022 ini menjadi pengalaman berharga bagi Rina Wahyuni sebagai orang tua. Kondisi anak pertamanya itu hingga kini belum pulih. Selain medis, upaya nonmedis juga dilakukan demi kesembuhan sang anak.

Ingin jadi polisi

Kejadian tragis di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, menangguhkan harapan Muzaki dan orang tuanya untuk mendaftar menjadi polisi.

Sejak lulus tahun lalu, Muzaki langsung daftar di Polri dan TNI, namun, kala itu tidak lolos.

Kesempatan untuk mewujudkan menjadi polisi terus dicoba. Hingga kemudian, Muzaki mengambil pelatihan khusus sebelum mendaftar untuk mengikuti seleksi.

Pelatihan pun sudah berjalan dua pekan, namun, harapannya untuk bisa kembali daftar harus tertunda, karena insiden ini. Keluarga pun masih fokus pada upaya penyembuhan dan pemulihan sebelum Muzakki berjuang lagi mendaftar di kepolisian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com