Lesti Kejora Cabut Laporan Rizky Billar Belum Tentu Bebas, Simak Penjelasan Polisi

Lesti Kejora Cabut Laporan Rizky Billar Belum Tentu Bebas, Simak Penjelasan Polisi

Lesti dan Rizky Billar sebelum laporan kasus KDRT ke polisi. -Ist/tangkapan layar-radarcirebon.com

Sementara itu, sebelumnya penyidik Polres Metro Jakarta Selatan menetapkan Rizky Billar sebagai tersangka dugaan kasus KDRT terhadap isrtinya, Lesti Kejora pada Rabu kemarin.

Kemudian, polisi secara resmi melakukan penahanan terhadap Rizky Billar pada Kamis sore.

Tidak berselang lama setelah polisi mengumumkan penahanan tersebut, Lesti Kejora datang ke Polres Metro Jakarta Selatan untuk berkomunikasi dan berkonsultasi dengan pihak penyidik terkait pencabutan laporan.

Kasus kekerasan yang dialami Lesti Kejora terjadi pada 28 September 2022 di rumah keduanya di Cilandak, Jakarta Selatan.

Saat itu, Rizky Billar diduga melakukan kekerasan fisik dengan mendorong dan membanting korban ke kasur dan mencekik leher korban sehingga jatuh ke lantai.

Akibat kejadian tersebut, Lesti melapor ke polisi dan harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

Selanjutnya, Rizky Billar dijerat Pasal 44 Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan ancaman lima tahun penjara.

Di sisi lain, pengacara Rizky Billar, Philipus Sitepu mengungkapkan bahwa saat ini ada kesepakatan yang terjalin antara kliennya dengan Lesti Kejora untuk dapat saling berdamai.

Dia mengatakan bahwa Lesti Kejora sudah memaafkan Rizky Billar sehingga perkara dari kasus KDRT tidak lagi dilanjutkan ke arah hukum yang lebih serius.

Philipus Sitepu mengungkapkan juga, bahwa pihaknya sudah mengajukan permohonan restorative justice agar perkara Rizky Billar dan Lesti Kejora segera diselesaikan secara baik.

"Kami memohon untuk restorative justice terkait perkara," kata Philipus Sitepu kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan pada Kamis, 13 Oktober 2022 dilansir dari Disway.

"Mengingat keduanya saling memaafkan dan membina hubungan lebih baik. Sudah sepakat untuk tidak melanjutkan perkara," tambahnya.

Sekadar informasi, restorative justice merupakan sebuah proses dimana semua pihak yang berkepentingan dalam pelanggaran tertentu bertemu bersama untuk menyelesaikan secara bersama-sama.

Tujuannya adalah untuk menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama, bagaimana menyelesaikan akibat dari pelanggaran tersebut demi kepentingan masa depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn/disway