Terkait Penambahan Kasus Baru Gagal Ginjal Akut, Alhamdulillah, Begini Kata Kemenkes
Ilustrasi pasien gagal ginjal akut. Foto: -Unsplash/Olga Kononenko -
Tidak adanya penambahan kasus gagal ginjal akut di Indonesia diklaim pemerintah sebagai keberhasilan langkah awal melalui Surat Edaran (SE) Kemenkes pada tanggal 18 Oktober.
Diketahui, lewat surat edaran tersebut pemerintah mengisntruksikan untuk tidak menjual dan tidak meresepkan obat sirup di fasilitas layanan kesehatan seperti RS, puskesmas, apotek, dll.
Menurut Kemenkes, langkah tersebut memiliki peran penting dalam keberhasilan pencegahan kasus baru pasien gagal ginjal akut di Indonesia.
Lebih lanjut pemerintah menyebutkan bahwa, di rumah sakit rujukan yaitu RSCM Jakarta, tidak mengalami penambahan pasien baru sejak 22 Oktober 2022.
Sementara itu, menurut dr Syahril kasus gagal ginjal akut ini selalu terjadi setiap tahunnya, namun dalam jumlah kecil.
Gagal ginjal akut Baru menjadi perhatian pemerintah setelah terjadi lonjakan pada Agustus 2022 lalu.
“Kasus GGA terjadi setiap tahunnya. Namun demikian, jumlahnya kecil hanya 1-2 kasus setiap bulan. Kasus GGA baru menjadi perhatian pemerintah setelah terjadi lonjakan pada bulan Agustus dengan jumlah kasus lebih dari 35 kasus. Sama halnya seperti kasus hepatitis akut yang tiba-tiba juga melonjak kasusnya walau setiap tahunnya ada,” terang dr Syahril.
Kenapa lonjakan kasus baru terjadi sekarang?
Terkait lonjakan kasus gagal ginjal akut yang menyerang beberapa waktu terakhir, pemerintah menduga terjadi lantaran cemaran senyawa kimia pada obat tertentu.
Syahril juga menegaskan bahwa, serangan gagal ginjal akut pada anak bukan disebabkan Covid-19 atau vaksinasi Covid-19.
“Jadi kasus GGA bukan disebabkan oleh COVID-19, vaksinasi COVID-19 atau imunisasi rutin,” kata dr Syahril.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa upaya pemerintah untuk melakukan pencegahan yaitu dengan mendatangkan antidotum Fomepizol sebagai panawar untuk penyakit gagal ginjal akut ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: