Ramalan Shio Kelinci Air di Tahun 2023, Gempa Bumi Besar, Tsunami dan Semenanjung Korea Memanas

Ramalan Shio Kelinci Air di Tahun 2023, Gempa Bumi Besar, Tsunami dan Semenanjung Korea Memanas

Budayawan Tionghoa, Jerremy Huang menyampaikan ramalan di 2023 yang merupakan tahun Shio Kelinci Air.-Ist/Dokumentasi Pribadi-radarcirebon.com

Sehingga bisa dikatakan bahwa tepat 1 Februari 2023, masuk ke Tahun Kelinci yang menggantikan Tahun Shi Macan Air.

Shio Kelinci air mengacu pada penanggalan masyarakat Tionghoa dan rakyat di Tiongkok. Sebagai informasi, mereka yang memiliki Shio Kelinci lahir pada tahun 1939, 1951, 1963, 1975, 1987, 1999, 2011 dan 2023.

BACA JUGA:Wanita Kebaya Merah Ternyata Pasien Rawat Jalan RSJ, Sempat Bangga Video Viral

BACA JUGA:Parasut Gagal Mengembang Saat Terjun Payung, Begini Kondisi Penerjun TNI AU Prada Salman Krisnes Sinaga

Nah untuk melalui tahun 2023 seperti  layaknya karakter hewan Kelinci, kecerdasan, kecerdikan dan kelincahan dalam berbisnis adalah hal wajib.

Hal itu seperti sifat kelinci yang dipersepsikan sebagai binatang yang cerdik dan lincah. Kelinci juga dijadikan lambang seorang pria yang gonta ganti pasangan alias Playboy.

Karena itu, menurut Jerremy Huang, di tahun 2023 kasus perselingkuhan selebritis akan terbongkar melibatkan artis dan selebritis ternama.

Meski demikian, banyak ahli ekonomi memprediksi di Tahun 2023 adalah tahun gelap dan rawan pangan. Hal itu, dipicu dengan kondisi cuaca yang kurang mendukung dan gagal panen.

BACA JUGA:Inilah Sosok Pengganti Sulastri Irwan, Anak Soerang Petani yang Digagalkan Jadi Calon Polwan

BACA JUGA:Kecelakaan di Beber Cirebon, Truk Box Oleng Hantam Innova, 8 Orang Luka

Kondisi perekonomian yang kurang baik, juga diperlihatkan dengan tindakan Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve yang  kembali menaikkan suku bunga acuan.

Suku bunga acuan dinaikan menjadi 75 basis poin menjadi 3,75 persen sampai dengan 4 persen, Rabu (2/11/2022) malam waktu setempat.

Tentu saja, ada dampak terhadap kenaikan suku bunga pada The Fed di Asia. Hal tersebut memicu menyusutnya likuiditas global, yang dapat memperlambat pemulihan di kawasan Asia dalam beberapa cara.

Untuk bisnis, kredit yang lebih ketat menghasilkan biaya pinjaman yang lebih tinggi, mengurangi profitabilitas, dan insentif investasi.

BACA JUGA:Anak Petani Peringkat 3 Terbaik Seleksi Calon Polwan Polda Maluku Utara, Digugurkan Karena Melebihi Batas Usia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: