Tiga Kecamatan di Cirebon Timur Terendam Banjir

Tiga Kecamatan di Cirebon Timur Terendam Banjir

**Sungai Ciberes Meluap, Satu Desa Terisolir, Ratusan Rumah Warga Dikepung Air     CIREBON - Ratusan rumah dari tiga kecamatan di Kabupaten Cirebon wilayah timur terendam banjir, Senin dini hari (16/12). Bahkan, Desa Jatirenggang terisolir karena akses masuk desa terendam banjir akibat meluapnya sungai Ciberes. Berdasarkan data yang dihimpun Radar, kejadian banjir tersebut melanda lima desa di tiga kecamatan. Di Kecamatan Waled terdiri dari empat desa, yakni Gunungsari, Ciuyah, Mekarsari, dan Desa Ambit. Untuk Kecamatan Pabuaran hanya satu desa, yakni Jatirenggang. Sementara, Kecamatan Gebang satu desa, yakni Gebang Udik. Dari tiga kecamatan tersebut, banjir melanda ratusan rumah serta ratusan hektare lahan pertanian warga. Kuwu Jatirenggang, Nana Hernawan kepada Radar mengatakan, di Desa Jatirenggang tidak ada rumah yang terendam banjir. Hanya akses masuk desa terisolir banjir. \"Di Jatirenggang memang nggak ada rumah yang terendam, tapi akses masuk desa terisolir. Akses masuk desa ada dua, semuanya terowongan rel kereta api yang tanahnya lebih rendah dan dekat dengan sungai Ciberes. Dini hari tadi (kemarin, red) Sungai Ciberes meluap dan membanjiri seluruh lorong rel kereta api yang mencapai dua meter. Ketinggian air mencapai dua meter, warga nggak bisa lewat karena akses masuk dan keluar desa tertutup air,\" ungkap Nana. Nana membeberkan, saat banjir ada satu mobil yang terjebak dalam lorong. \"Tadi (kemarin, red) ada mobil yang terperosok banjir. Tapi oleh warga ditolong bersama. Banjir di lorong itu terjadi pada dini hari hingga pagi,\" ujar Nana. Sementara itu, Kuwu Gunungsari Kecamatan Waled, Yoyo Sudaryo kepada Radar memaparkan, di Desa Gunungsari terdapat puluhan rumah terendam banjir. \"Ya di Gunung Sari ada sekitar 60 rumah terendam banjir. Satu dapur rumah milik Tarkhemi roboh. Selain itu, ayam ternak punya warga hampir sebagian besar hilang dan mati karena banjir. Ketinggian airnya antara 50 cm hingga 100 cm. Itu kejadian dari jam 01.00 dinihari, mulai surut jam 07.00 pagi,\" beber Yoyo. Yoyo mengaku sangat kecewa dengan janji Wagub Jabar Dedi Mizwar untuk penyodetan Sungai Ciberes. \"Ya saya kecewa dengan Wagub yang pernah berkunjung waktu terjadi banjir pertengahan tahun ini. Dia menjanjikan akan segera memerintahkan instansi terkait untuk melakukan pengerukan terhadap sungai Ciberes. Tapi mana janjinya, sampai sekarang belum terbukti. Saya khawatir banjir akan bertambah parah. Masalahnya begini, sekarang hujan ringan saja sudah banjir, lalu bagaimana kalau nanti hujan lebat? Desa Gunungsari merupakan langganan banjir, karena memang letaknya dekat dengan sungai Ciberes,\" keluhnya. Kepala Satgas Bencana Alam Desa Mekar Sari, Pendi (45) mengatakan, air masuk ke pemukiman warga sekitar pukul 01.00 dinihari. Ada sekitar 4 blok yang terdekat dengan aliran sungai Ciberes yang tergenang air kiriman dari wilayah Kabupaten Kuningan tersebut. “Ada 40 rumah yang terendam air setinggi 50 cm tadi malam (dinihari, red),” tuturnya. Air yang bercampur dengan lumpur tersebut, hampir setiap tahun selalu mengguyur Desa Mekar Sari dan beberapa desa lainnya. Hal ini disebabkan, pendangkalan dan penyempitan aliran sungai Ciberes, sehingga ketika ada kiriman air dari wilayah hulu, sungai ini tidak bisa menampung berkubik-kubik air. “Akibatnya, air sungai limpas kemana-mana termasuk menerjang pemukiman warga,” terangnya. Ia pun meminta kepada pemerintah daerah, untuk segera melakukan pengerukan dan perbaikan daerah aliran sungai (DAS) Ciberes, sehingga ketika ada kiriman air dari wilayah hulu, bisa ditampung. “Ini baru awal musim penghujan, bagaimana nanti kalau hujan setiap hari turun terus menerus,” tandasnya. Di Desa Gunungsari, ada 60 rumah yang terendam air pada dinihari kemarin (16/12). Beruntung, ketika pagi hari air sudah kembali surut, sehingga warga bisa membersihkan rumah dan lingkungan sekitar yang diterpa banjir. Sekretaris Kecamatan Waled, Cecep Syaifudin membenarkan ada sekitar empat desa di Kecamatan Waled yang terendam banjir. Untuk Desa Ciuyah ada sekitar rumah 50 unit, 4 musala, 1 unit penggilingan padi, dan 11 hektare areal sawah terendam. Untuk Desa Ambit, ada 25 rumah serta 60 hektare sawah yang terendam banjir. Kalau Desa Mekarsari ketinggian antara 40 cm sampai 1 meter, 40 rumah terendam banjir. Banjir terjadi di empat blok sebelah barat. Lahan pertanian juga kebanjiran, tapi tidak ada kerugian karena belum ditanam. Kejadian banjir mulai pukul 02.00 dinihari dan surut pukul 08.00. Ketinggian paling dalam 1 meter dan berada di wilayah desa bagian barat. “Yang kebanjiran ada empat blok,\" ujarnya singkat. Sementara itu, salah seorang warga Gebang Udik, Wartono mengungkapkan, di Desa Gebangudik pun menjadi langganan banjir setiap sungai Ciberes meluap. \"Di Desa Gebangudik jadi langganan banjir, setiap hujan dipastikan banjir dan sekitar seratus rumah terisolir dengan ketinggian air sekitar 80 cm. Air surut jam 13.00 siang. Di Desa Gebangudik faktor utama banjir itu luapan sungai Ciberes, ada ratusan rumah yang terkena banjir,\" ungkap Wartono. (den/jun)   FOTO: DENY HAMDANI/RADAR CIREBON

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: