STTC Gandeng Unpar, Gelar Seminar Hasil Abdimas 2022
SEMINAR: Seminar hasil abdimas 2022, kolaborasi Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STTC) dengan Unpar Bandung, di kampus STTC Cirebon, Senin (5/12). -Abdullah-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Bangunan arsitektur di Kampung Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, mirip era Mesopotamia (Irak). Hal itu dikatakan peneliti arsitektur Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, DR Kamal A Arif MEng. Pernyataan Kamal tersebut diungkapkan saat sela seminar hasil abdimas 2022 kolaborasi Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STTC) dengan Unpar Bandung di Kampus STTC, Senin (5/12).
Menurut Kamal, selama ini, gaya arsitektur di Panjunan jadi latarbelakang Islam masuk ke Cirebon dibawa oleh pedagang dari Hadhramaut Yaman. Namun, ada sejarawan Cirebon yang mengungkapkan bahwa arsitektur di Panjunan mirip gaya Mesopotamia. Salah satu indikatornya adalah, bangunan punya dua telinga. Itu adalah khas Mesopotamia.
“Ada sejawaran Cirebon yang pernah menyampaikan ke saya, arsitektur Cirebon mirip arsitektur Mesopotamia,” ujar Kamal.
Bagi Kamal, tidak menutup kemungkinan hal itu bisa saja terjadi. Tapi memang, butuh penelitian. Apalagi di Panjunan banyak warga keturunan Arab.
BACA JUGA:Pemuda Gantung Diri di Mundu Cirebon, Ditemukan di Halaman Rumah
Ketua STTC Cirebon, DR Adam Safitri ST MT mengatakan, seminar hasil abdimas 2022 antara STTC dengan Unpar, merupakan bagian dari kerja sama pengembangan arsitektur desa, sebagai kampung wisata dalam mendukung pembangunan pariwisata di Cirebon (Panjunan, Pecinan, Trusmi dan Jamblang).
Kerja sama antarinstitusi ini, kata Adam, sangat penting. Apalagi, kerja sama dengan Unpar sudah berjalan sekitar lima tahun. Ke depan, pihaknya akan memperpanjang MoU dengan Unpar. Tujuannya agar senantiasa memberikan manfaat banyak bagi ilmu pengetahuan dan bangsa, serta negara.
“Hampir semua pengajar STTC adalah praktisi. STTC punya dua prodi, Teknik Sipil dan Arsitektur. Hampir semua alumni bisa mendapatkan pekerjaan yang layak,” tandasnya.
Ketua Prodi Arsitektur STTC Nur Hudayat ST MT menjelaskan, kegiatan yang dilakukan satu semester ini cukup menyita waktu. Pengabdian masyarakat ini banyak hal yang menarik. Di Cirebon ada karakteristik dan kekhasan yang bisa digali menjadi potensi pariwisata.
BACA JUGA:Digital Services Sumedang Bisa Sama, Bahkan Melampaui Estonia
"Sumbangsih yang dilakukan bisa menjadi pengetahuan baru arsitektur di Indonesia dan dunia," harapnya.
Ketua Prodi Arsitektur Unpar Bandung, DR Rahadhian Prajudi Herwindo ST MT menjelaskan, Unpar hadir membawa kelompok senior dan junior. Kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat ini, sudah berlangsung sejak tahun 2015. Pertama, diawali pendokumentasian tempat bersejarah. Ini penting karena berkaitan pelestarian benda bersejarah. Ketika terjadi sesuai, setidaknya punya dokumentasi aslinya.
“Bersama STTC, kita membahas beberapa tempat untuk pengembangan wisata yang ada di Cirebon. Ini sangat penting untuk pengembangan Cirebon lebih baik,” kata Rahadhian.
Unpar, lanjut Rahadhian, ingin mengembangkan potensi lokal untuk dikembangkan ke tingkat global. Cirebon bagian wilayah Jawa Barat. Makanya, kerja sama STTC adalah mengembangkan potensi yang ada di wilayah Jawa Barat.
“Sekarang ada program MBKM, mahasiswa kami yang terlibat program ini sekaligus mendukung program pengabdian kepada masyarakat. Terima kasih STTC yang mendukung program ini sejak tahun 2015," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: