Buntet Pesantren Gelar Simposium Internasional Pendidikan, Inilah Tujuannya

Buntet Pesantren Gelar Simposium Internasional Pendidikan, Inilah Tujuannya

Buntet Pesantren Cirebon gelar simposium internasional -ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-

“Bukan hanya sekadar ke tanah suci untuk beribadah, tetapi mengaji kepada para masyayikh di tanah suci, bertemu para ulama dan aktivis Islam, terjadi pertukaran gagasan di Makkah akibat pemerintah Belanda mengizinkan para ulama pergi haji,” jelas akademisi yang akrab disapa Gus Nadir itu.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Jajang Jahroni mengakui bahwa kultur Buntet Pesantren yang membentuk paradigma dan inspirasi untuknya. 

BACA JUGA:Sebagai Bentuk Penghormatan, Gibran Rakabuming Akan Lakukan Ini Saat Resepsi Kaesang-Erina

Ia sangat terkesan dengan masa-masa saat dulu mengaji kepada para kiai di Buntet Pesantren.

“Buntet menginspirasi masuk ke dalam jiwa saya menjadi cara pandang,” kata akademisi yang menamatkan studi doktoralnya di Universitas Boston, Amerika Serikat itu.

Pesantren jugaa membentuk gaya hidup dan budaya untuk tidak pernah menyerah, pantang mundur, sabar, terus mengejar kemajuan. 

Hal itu yang tampak dari ulama terdahulu dengan pemikirannya yang maju ke depan. 

BACA JUGA:Informa Living Plaza Gulirkan Promo 12.12

“Boleh tinggal di pesantren tetapi pikirannya maju. Ini yang saya dapatkan dari pesantren,” ujar alumnus Universitas Leiden, Belanda itu.

Inspirasi yang sama juga diserap oleh Prof Mohammad Ali, guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. 

Ia sangat ingat dengan maqalah, sebaik amal adalah yang mudawamah meskipun sedikit. 

Hal itulah yang ia pegang sampai kini terbang ke berbagai belahan dunia untuk berbicara mengenai pendidikan.

BACA JUGA:Kembali Bergulir, Polri Menjamin Pengamanan Kompetisi Liga 1 Indonesia Musim 2022-2023

Kiprahnya di dunia internasional itu terinspirasi dari sosok KH Izzuddin, ayah KH Adib Rofiuddin. Saat masih usia sekolah dasar, ia mengikuti seorang kandidat doktor dari Australia yang tengah melakukan penelitian antropologi di Mertapada dan Buntet Pesantren. 

“Dia masuk Buntet dijelaskan Kiai Izzuddin tentang siapa ini siapa itu pakai bahasa Inggris,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase