Waduh! Ada Lebih Dari 600 Situs Sebarkan Konten Terorisme, BNPT: Takedown
Logo BNPT--
JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Ada ratusan situs website yang terindikasi menyebarkan propaganda terorisme secara massif.
Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) massifnya propaganda tersebut terjadi sejak pandemi Covid-19.
Diketahui ada 600 situs atau akun di berbagai platform media sosial (medsos) yang menyebarkan lebih dari 900 konten propaganda terorisme tersebut.
BACA JUGA:Indonesia vs Thailand: Witan Sulaeman Buang Peluang, Azabnya Kontan
"Kami menemukan lebih dari 600 situs atau akun di berbagai platform media sosial (medsos) yang bermuatan unsur radikal, menyebarkan lebih dari 900 konten propaganda,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar, Rabu 28 Desember 2022 kemarin.
Menurut Boy Rafli, banyaknya akun berbahaya tersebut merupakan fenomena radikalisasi di dunia maya yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk mengantisipasi penyebaran konten propaganda tersebut, BNPT bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait untuk melakukan penegakkan hukum.
BACA JUGA:Al-Jabbar Spirit 27 Kabupaten/Kota Jawa Barat, Pesan RK Makmurkan Masjid
“BNPT bersama K/L terkait telah melakukan serangkaian upaya pencegahan melalui patroli siber, takedown dan penegakan hukum,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Boy Rafli, selama 2022, BNPT telah melakukan upaya deradikalisasi terhadap 475 narapidana terorisme yang tersebar di 62 Lapas umum dan satu Lapas Khusus Teroris Kelas IIB, Sentul.
“Sedangkan di luar Lapas, BNPT RI telah melaksanakan deradikalisasi terhadap 1.192 orang/kelompok orang dan eks napiter,” lanjut Boy Rafli.
BACA JUGA:Hasil Pertandingan Indonesia vs Thailand Babak Pertama, Giliran Witan Membuang Peluang
Kepala BNPT mengungkapkan, pihaknya menggelar program penanggulangan terorisme dikembangkan dengan meresmikan lima Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) dan 13 Warung NKRI.
BNPT juga bersinergi dengan 46 K/L dan Dewan Pers yang tergabung dalam tim Sinergisitas mengembangkan terobosan baru untuk mempercepat proses reintegrasi sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase