Sejarah Desa Jalaksana, Ketangguhan Ayam Milik Sultan Matangaji dan Perang Tanding Dua Jawara
Sejarah Desa Jalaksana memiliki sejarah yang berbeda, tentang ayam milik Sultan Matangaji dan perang tanding dua jawara-Dok-Radar Kuningan
KUNINGAN, RADAR CIREBON.COM - Menelusuri sejarah Desa Jalaksana, terdapat dua versi sejarah yang berbeda tentang desa yang ada di Kabupaten Kuningan ini.
Versi pertama menyebutkan, sejarah Desa Jalaksana merupakan tempat sabung ayam yang digelar selama 40 hari di wilayah tersebut.
Sabung ayam yang digelar selama 40 hari tersebut, karena ayam yang menjadi jagoan di arena tersebut, tidak ada yang mengalahkan.
Versi kedua menceritakan, Jalaksana merupakan tempat perang tanding dua jawara dari Kerajaan Pajajaran dan Kuningan yang tidak kunjung selesai.
BACA JUGA:Sejarah Nyi Rambut Kasih Majalengka, Istri Pertama Prabu Siliwangi dari Kerajaan Sindangkasih
Dua jawara tersebut memiliki ilmu kesaktian yang sama kuat, sehingga tidak ada yang terkalahkan.
Berikut ini, akan dibahas tentang sejarah Desa Jalaksana yang memiliki dua versi. Entah mana yang benar, namun menarik untuk diketahui.
Sejarah Desa Jalaksana Versi Pertama
Pada zaman dahulu, bertahta di Cirebon seseorang yang sangat dicintai rakyat dan bawahannya, dia bernama Gusti Sultan Matangaji.
BACA JUGA:Sejarah Desa Japara, Gelap Mata Kepala Desa dan Darah Putih Milik Santri
Ketika itu, istri Gusti Sultan Matangaji sedang mengandung dan berniat akan mengadakan acara syukuran.
Maka, diumumkan ke tiap pelosok pendukuhan agar membaktikan diri dengan cara membawa daging kidang sebagai bentuk rasa syukur.
Permintaan tersebut dilaksanakan oleh setiap utusan dari pedukuhan, daging kidang sebagaimana yang diumumkan, dibawa ke tempat Gusti Sultan Matangaji.
Dari sekian banyak utusan, tiba-tiba Gusti Sultan Matangaji merasa senang ketika melihat salah satunya membawa kidang yang masih dalam keadaan hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: