Tolak Bala Tradisi Ratib Desa Sangkanerang, 100 Orang Adzan di Setiap Penjuru Desa

Tolak Bala Tradisi Ratib Desa Sangkanerang, 100 Orang Adzan di Setiap Penjuru Desa

Sarman berada di Situs Buyut Salam Desa Sangkanerang. Selain situs, di desa tersebut memiliki tradisi untuk tolak bala, yakni Ratib.-Asep Brd-Radar Cirebon

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Masyarakat di pedesaan masih banyak yang memiliki tradisi untuk tolak bala. Seperti tradisi yang dimiliki Desa Sangkanerang.

Desa Sangkanerang, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan ini, memiliki Tradisi Ratib, tradisi turun temurun untuk tolak bala.

Sudah menjadi ciri khas, setiap wilayah di Indonesia, kental dengan budaya dan tradisi yang mengikat dengan sejarah suatu wilayah, di Desa Sangkanerang misalnya.

Tradisi Ratib yang dimiliki oleh salah satu desa di bawah kaki Gunung Ciremai itu, tetap lestari hingga kini.

BACA JUGA:Mitos Batu Jubleg di Desa Sankanerang Kuningan, yang Mau Nambah Istri Bisa Coba ke Sini

BACA JUGA:Resmi Dilantik, Bupati Minta DKKC Lestarikan Budaya Cirebon

Sarman, Salah seorang warga Desa Sangkanerang mengatakan, Tradisi Ratib tidak selalu digelar, dilaksanakan di waktu tertentu saja.

“Usai salat magrib, sekitar seratus orang lebih akan mengumandangkan adzan secara serentak di setiap penjuru desa, dengan harapan kita terhindar dari musibah,” kata Sarman.

Ditambahkan Sarman, Tradisi Ratib sendiri mengandung arti menolak bala, akan digelar jika terjadi musibah yang luar biasa yang melanda desa atau negeri Indonesia.

“Kita masih menjaganya dan itu turun temurun,” kata Sarman.

BACA JUGA:Modus Penipuan Online Admin Facebook 'Putri Si Cwexmanja', Harus jadi Pelajaran, Jangan Tertipu

BACA JUGA:Komisi I Pastikan Desa Wisata Bisa Diwujudkan

Meski jarang dilakukan, menurut Sarman Tradisi Ratib tetap dilestarikan oleh warga Desa Sangkanerang hingga sekarang.

Terakhir tradisi tersebut dilakukan saat wabah virus Covid-19 melanda di Negara Indonesia di awal tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: