Babad Cirebon Ada 4 Versi, Nomor 1 dan 2 Lebih Mendekati Fakta Sejarah, Begini Penjelasan KH Ahmad Baso

Babad Cirebon Ada 4 Versi, Nomor 1 dan 2 Lebih Mendekati Fakta Sejarah, Begini Penjelasan KH Ahmad Baso

KH Ahmad Baso menjelaskan mengenai Babad Cirebon. Foto: -Tangkapan layar-BKN PDI Perjuangan/Youtube

BACA JUGA:Kasus Kredit Macet BPR KR Indramayu Memanas, Bupati Nina: Uang Itu Milik Rakyat Indramayu!

2. Periwayatan Melalui Keraton Kasepuhan Cirebon

Menurut KH Ahmad Baso, naskah Babad Cirebon yang kedua adalah yang turun dari Sunang Gunung Jati melalui periwayatan Keraton Kasepuhan Cirebon.

Periwayatan naskah ini sampai kepada Pangeran Suryanegara di tahun 1800-an. 

"Ada satu riwayat dari Sunang Gunung Jati jalurnya sampai ke Pangeran Suryanegara tahun 1800," terang intelektual NU ini.

Menurut Ahmad Baso, Babad Cirebon yang satu ini merupakan versi besar karena mencapai empat jilid dengan ribuan halaman.

"Menghimpun cerita Wali Sanga. Menghimpun cerita Kakeknya Sunan Ampel, Syekh Jumadil Kubro. Sampai kepada masuknya Kompeni Belanda ke Cirebon," jelasnya.

BACA JUGA:Mengenal Sosok Maria Ulfah, Anak Bupati Kuningan yang Mengusulkan Perundingan di Linggarjati

3. Khusus Mengisahkan Nyi Rara Santang dan Pangeran Walangsungsang

Nyi Rara Santang adalah Ibu dari Sunang Gunung Jati yang merupakan putra Prabu Siliwangi, raja yang berkuasa di Pajajaran.

Bersama sang Kakak yakni Pangeran Walangsungsang, dewi Rara Santang keluar dari kerajaan dan melakukan pengembaraan hingga ke Cirebon.

Menurut KH Ahmad Baso, kisah dua tokoh penting dalam riwayat sejarah Cirebon ini dikisahkan dalam naskah tersendiri.

"Banyak juga disisipkan mitos-mitos di situ. Sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan secara historis," katanya.

4. Mengisahkan Interkasi Sunan Gunung Jati dengan Para Wali Lainnya

Naskah yang satu ini menurut Ahmad Baso, memuat cerita yang merupakan petikan-petikan dari sejarah kehidupan Sunan Gunung Jati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: