Imbal Dagang Cara Baru Ekspor di Indonesia

Imbal Dagang Cara Baru Ekspor di Indonesia

Wakil ketua umum Kadin bidang Perdagangan, Hendra Harsono menyampaikan pemaparan dengan konsep Imbal Dagang di acara sosialisiasi program kerjasama Imbal Dagang Business To Business, Selasa sore (28/3/2023) di Aston Hotel-Abdullah-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Imbal dagang (Barter) antara produk Indonesia di barter dengan produk dari negara luar negeri, cukup membantu memasarkan produk Indonesia di Luar negeri,  khususnya yang sudah bekerjasama konteks barter (imbal dagang) bisa dibantu termasuk keluar negeri seperti  ke negara filipina yang sudah ada kerjasama.

Hal ini dikatakan Wakil Ketum Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) bidang Perdagangan Hendra Harsono disela sela sosialisiasi program kerjasama Imbal Dagang Business to Business, Selasa (28/3/2023) di Hotel Aston.

Masih kata Hendra, Imbal dagang terus digulirkan dalam rangka membang kesepakatan tentang perdagangan ekspor dan impor.

Perdagangan melalui mekanisme barter memiliki faedah di antaranya adalah win-win situation bagi kedua belah pihak, meningkatkan produktivitas dan penataan balance of trade.

BACA JUGA:Berkas Tersangka Kredit Macet BPR KR Indramayu Segera Dilimpahkan ke Kejati Jawa Barat

BACA JUGA:Buka Pengaduan, Nasabah BPR KR Indramayu Mesti Siapkan Dulu Syarat-Syarat Ini

Hendra mengapresiasi dirinya mengapresiasi karena program barter ini mendapat sambutan dari negara lain sehingga telah terdaftar untuk penandatangan kesepakatan dari Ghana, Nigeria, Korea dan dalam waktu dekat ini dengan Pakistan.

Hendra membeberkan ada 20 produk sedang di fokuskan di Indonesia, mulai dari perhiasan, furnitur, detergen, fiber optik, tambang, esensial oil, alat alat rumah tangga elektrik, sparepart, mesin mesin, sepatu sendal, briket, selimut, ban, kertas, karet, rempah rempah, ikan, minuman buah buahan, kopi  dan teh. "Baru 3 negara yakni China, Filipina dan Jepang yang sudah bekerjasama," kata Hendra.

Kerjasama dengan Cina, saat ink ada kontrak senilai 100 juta dollar Amerika, Jepang nilai kontraknya 150 juta dolar Amerika, dan Filipina nilai kontraknya 200 juta dollar Amerika.

Pihaknya tidak menampik Ada beberapa produk sulit masuk ke negara karena  regulasi tiap negara berbeda, maka dari itu dengan sistem  barter ini maka bisa diatasi.

BACA JUGA:Hendak Perang Sarung, 3 Orang Diamankan Petugas Polresta Cirebon

BACA JUGA:Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Statusnya Siaga

Kemudian terkait isu ekonomi, misalnya flow uang tertentu seperti dollar, dan beberapa negara tidak mau, Jadi ada pengetatan uang.

Mala Lebih efisien untuk barter karena Pemerintah memberikan fasilitas, terkait bea cuka lebih hemat. Dan usahawan senang karena ada yang bantu ngurus. "Imbal dagang ini baru dimulai dengan MoU termasuk ke Cina," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: