TOL GETACI Tetap Dibangun, Berubah Jadi Prakarsa Pemerintah, Terungkap Ternyata Ini yang Jadi Penyebab

TOL GETACI Tetap Dibangun, Berubah Jadi Prakarsa Pemerintah, Terungkap Ternyata Ini yang Jadi Penyebab

Tol Getaci tetap dibangun dengan perubahan skema menjadi prakarsa pemerintah.-Kementerian PUPR-radarcirebon.com

BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Pasca gagal lelang, Tol Getaci rupanya bakal tetap dibangun dengan skema yang diubah menjadi prakarsa pemerintah.

Tadinya, Jalan Tol Gedebage Tasikmalaya Cilacap bakal dibangun dengan skema prakarsa badan usaha alias unsolicited project.

Kemudian proyek ini berubah menjadi solicited project yang artinya Jalan Tol Getaci bakal berubah status jadi prakarsa pemerintah.

Dengan perubahan tersebut, pembangunan diharapkan dapat mendapatkan dukungan lebih dari pemerintah dari sisi kebijakan fiskal maupun non fiskal.

BACA JUGA:One Way Diterapkan, Kapolresta Cirebon Pantau GT Palimanan

Adapun peserta lelang pengusahaan jalan tol terpanjang di Indonesia itu, tetap boleh mengikuti pelelangan.

Misalnya PT Jasa Marga yang sebelumnya menjadi pemegang saham mayoritas di PT Jasa Marga Gedebage Cilacap.

Perusahaaan keroyokan BUMN dan swasta tersebut, semula akan mengerjakan sekaligus menjadi pemegang konsesi proyek senilai Rp 57 triliun itu.

Namun, konsorsium tersebut bubar lantaran ada salah satu anggota yang mengundurkan diri yakni PT Waskita Karya.

BACA JUGA:10.892 Kendaraan Tinggalkan Kuningan, Minggu 30 April 2023 Diprediksi Meningkat

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Danang Parikesit mengatakan, saat ini pemerintah sedang dalam tahap mematangkan rencana pembangunan proyek.

Misalnya dari segi investasi yang kini sudah mencapai Rp 60 triliun. Adapun proses pengerjaannya yang semula dibagi jadi beberapa tahap, kemungkinan dikerjakan sekaligus.

Sebab, target dari penyelesaian jalan tol tersebut adalah selesai di tahun 2024 setidaknya untuk Seksi 1 dan 2. "Tahun 2024 rencana kita gitu. Harapannya sebagian ruas itu pasti ya," kata Danang, dilansir dari Bisnis.

Semula, proyek tersebut bakal dikeroyok oleh konsorsium yang dibentuk BUMN dan swasta dengan PT Jasa Marga menjadi pemegang saham mayoritas yakni 32,5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: