Satu Per Satu Penjelasan Syekh Panji Gumilang Soal Salat Idulfitri di Mahad Al Zaytun Indramayu
Sejarawan mengomentari pernyataan terkait Nabi Ibrahim nenek moyang bangsa Indonesia. -hasil tangkap layar-radarcirebon.com
Mengenai adanya jemaah perempuan salat di barisan laki-laki, ditegaskan Syekh Panji hal tersebut bukan hanya karena yang bersangkutan adalah istrinya.
BACA JUGA:ODGJ Berkeliaran di Majalengka, Satu Diantaranya Ditemukan Saat Sedang Melahirkan
BACA JUGA:6 Perusahaan di Bandara Kualanamu Dilaporkan oleh Keluarga Almarhum Aisiah ke Bareskrim Polri
Tetapi saat salat id dilaksanakan, sebenarnya juga banyak perempuan lainnya di dalam masjid baik di shaf belakang maupun di lantai bawah masjid.
“Saat itu, jumlah jamaah di lantai bawah ada 2.500 orang dan sebagian besarnya adalah perempuan,” jelasnya.
Soal dalil yang digunakan terkait jamaah perempuan tersebut, ditegaskan dia dalam Alquran juga dijelaskan.
Namun, Syekh Panji tidak menyebutkan ayat atau dasar yang dimaksud, seraya meminta untuk mencari sendiri dan mempelajarinya.
“Silakan baca saja Alquran, nanti akan ketemu. Jangan bicara dalil, karena saya tidak sedang berdagang dalil,” tegasnya.
Dia pun merasa heran dengan kondisi kekinian, di mana hak perempuan sedang disejajarkan dengan laki-laki.
Tetapi, dalam pelaksanaannya justru dipermasalahkan dan menjadi kontroversi. Karenanya, sebaik-baiknya masalah adalah dikembalikan kepada Alquran.
“Dalam Alquran, ha perempuan dan laki-laki itu sama. Tidak boleh ada diskriminasi,” tegas Syekh Panji, saat perjumpaan tersebut.
3. Ada Umat Nonmuslim
Berkaitan dengan kehadiran umat nonmuslim di tengah salat id, ditegaskan Syekh Panji, itu adalah temannya yang datang dari Jakarta.
Bahkan setiap Idul Fitri, temanya tersebut seringkali berkunjung. Kehadirannya pada saat momen tersebut juga tidak perlu dipersoalkan, karena memang tidak ikut salat.
“Saya lebih kepada menghormati seseorang dan saya siapkan untuk duduk di samping, bukan ikut salat,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: