TERUNGKAP! Begini Kisah Pertemuan Panji Gumilang dan Dahlan Iskan di Al Zaytun
Kisah pertemuan Dahlan Iskan dan Syekh Panji Gumilang di Mahad Al Zaytun Indramayu. -IAI Al Azis-radarcirebon.com
INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Dahlan Iskan diundang Syekh Panji Gumilang ke Mahad Al Zaytun. Pertemuan keduanya, diawali di galangan kapal yang berada di pesisir INDRAMAYU. Bagaimana bisa sampai ke sana?
Mahad Al Zaytun dan Syekh Panji Gumilang, belakangan ini sedang terus jadi sorotan. Pesantren di barat Kabupaten Indramayu tersebut terus menerus menjadi polemik.
Mulanya, Syekh Panji Gumilang berbincang dengan Dahlan Iskan lewat telepon. Sebelum mantan CEO Jawa Pos itu, diundang langsung untuk menghadiri wisuda IAI Al Azis yang dilaksanakan, Sabtu, 22, Mei 2023.
Syekh Panji Gumilang pun mengungkap pertemuan tersebut bisa terjadi. Hingga undangan dilayangkan kepada Dahlan Iskan. Sehingga bos Disway National Network (DNN) itu, bisa hadir di tengah-tengah wisudawan dan wisudawati.
BACA JUGA:Inilah Syair Lagu Wajib Indonesia Raya 3 Stanza di Ponpes Al Zaytun yang Dipuji Dahlan Iskan
"Saya kenal lama, terima kasih. Saya kenal lama. Tapi cinta bertepuk sebelah tangan. Hanya saya yang kenal, beliau (Dahlan Iskan) tidak," kata Syekh Panji mengungkapkan ceritanya saat memberikan Orasi Ilmiah IAI Al Azis.
Sampai tiba waktu itu. Saat dirinya berada di galangan kapal, GM Radar Indramayu, Adun Sastra menemuinya dan menyodorkan telepon dari Dahlan Iskan.
"Maka, tatkala saya duduk di pantai, didatangi oleh wartawan. Wartawan bilang, Abah mau bicara. Abah siapa? Abah Dahlan. Oke, coba sambungkan," ungkapnya.
Dari perbincangan lewat telepon itu, Syekh Panji kemudian melayangkan undangan secara lisan untuk hadir di Wisuda IAI Al Azis. Sekalian melihat galangan kapal dan Mahad Al Zaytun.
"Datang pak yah, diundang rektor, datang. Alhamdulillah. Walaupun tangan saya ini patah, September yang lalu. Masih sakit belum bisa dipakai sujud. Saya bisa tepuk tangan tidak sebelah tangan," bebernya.
Dalam orasi ilmiah itu, Syekh Panji Gumilang bercerita bahwa perputaran uang di Al Zaytun hanya Rp 595,2 miliar per tahun. Tidak sampai triliunan. Tetapi, pengelolaannya yang menjadi kunci keberhasilan.
Uang tersebut murni biaya pendidikan dari santri yang dikelola oleh manajer di Al Zaytun. Dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya internal, sehingga uang tersebut bisa berputar di Al Zaytun.
"Hanya itu. Tidak ada triliun. Dan menghitungnya Juli. Tapi yang ada ini, tidak hilang. Inilah modal sustainablelity," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: