Pondok Pesantren Al Zaytun Dianggap Tidak Lazim, Begini Komentar Kepala Madrasah Asal Terisi Indramayu

Pondok Pesantren Al Zaytun Dianggap Tidak Lazim, Begini Komentar Kepala Madrasah Asal Terisi Indramayu

Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Terisi, H Hasan Sanuki saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Zaytun.-Istimewa-

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Mendengar nama Pondok Pesantren Al Zaytun yang dipimpin oleh Panji Gumilang bagi sebagian orang tentu tidak asing.

Sebab, sejak 1999 berdiri di wilayah Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Pondok Pesantren Al Zaytun dibawah asuhan Panji Gumilang sudah menunjukkan sesuatu yang mencolok.

BACA JUGA:Teknologi Khusus di Ponpes Al Zaytun, Transfer Embrio, Didatangkan dari Kanada, Apa Itu?

Hal yang mencolok ini membuat orang menaruh perhatian lebih terhadap gerak-gerik Panji Gumilang dengan Al Zaytunnya.

Salah satu yang cukup mencolok dari Al Zaytun yang dibangun oleh Panji Gumilang adalah pondok pesantren terbesar di kawasan Asia Tenggara.

BACA JUGA:PT KAI Daop 3 Cirebon Berikan CSR Keagamaan di Tiga Lokasi Ini

Selain terbesar, Pondok Pesantren Al Zaytun adalah salah satu tempat belajar agama Islam di wilayah Ciayumajakuning yang menerapkan sistem kemandirian.

Mulai dari penyediaan bahan pangan untuk para santri dan tenaga pengajar dikelola secara mandiri, terpola dan tersetruktur.

BACA JUGA:Polresta Cirebon Tangkap Pelaku Penganiayaan Warga Guwa Kidul Hingga Tewas

Namun, hal yang paling mencolok dan terus dihembuskan hingga saat ini, bahwa Pondok Pesantren Al Zaytun ajarkan ajaran yang menyimpang dari kelaziman seperti yang sudah dianut oleh umat Islam di Indonesia pada umumnya.

Bahkan, ada yang bilang Al Zaytun melindungi dan mengajarkan gerakan Negara Islam NII KW IX

Namun, kabar tersebut langsung ditepis oleh, salah seorang kepala madrasah tingkat diniyah takmiliya, di Terisi, Kabupaten Indramayu.

BACA JUGA:Pebisnis Kuliner Terjun Nyaleg, Ini Motivasinya

Menurut kepala Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Terisi,  munculnya isu-isu mengenai Al Zaytun hanya mencari sensasi, mereka mengabarkan sesuatu yang tidak tahu mengenai apa yang ada di dalamnya.

“Kalau yang namanya agama Islam itu, sebetulnya damai dan tentram,” tutur H Hasan Sanuki.

Di melanjutkan, jika berkaca pada literasi sejarah, bahwa sejak Nabi Muhammad SAW wafat hingga Khulafaur Rasyidin, masing-masing kelompok Islam akan saling menjatuhkan.

BACA JUGA:Inilah Sejarah Singkat NII KW IX yang Selalu Dikaitkan dengan Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang

“Dan bisa saling membunuh, hanya karena perbedaan pendapat,” ucapnya.

Oleh sebab itu, dia menyampaikan pesan kepada seluruh umat Islam agar tidak saling menjatuhkan sesuai moto Al Zaytun sebagai pusat pendidikan dan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian.

“Yang namanya islam harusnya begitu,” ucapnya.

BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Pernah Taklukkan Jawa, Hanya dalam Waktu 24 Hari

Sesama islamnya saja saling menjatuhkan untuk mencari nama bahwa dirinya yang paling benar. Sementara yang lain salah hingga mengkafirkan.

“Saya bicara begini tidak mengambil untung dari Al zaytun, Perbedaan pendapat itu sunnahtullah,” tegasnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase