Kesaksian Warga Indramayu yang Tahu Mahad Al Zaytun Sejak Awal: Mereka yang Buat Viral Itu...

Kesaksian Warga Indramayu yang Tahu Mahad Al Zaytun Sejak Awal: Mereka yang Buat Viral Itu...

Kesaksian warga sekitar mengenai Mahad Al Zaytun dan Syekh Panji Gumilang.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Warga yang sehari-hari berada di sekitar Mahad Al Zaytun, menanggapi informasi viral mengenai lembaga pondok pesantren tersebut dan Syekh Panji Gumilang.

Sejauh ini, warga merasa tidak terganggu. Bahkan sudah terbiasa dalam kehidupan sehari-hari, termasuk berhubungan dengan pihak dari yayasan maupun Mahad Al Zaytun.

Bahkan ada warga yang sudah mengikuti perkembangan di lokasi sejak tahun 1993 dan mengetahui bagaimana masa awal Al Zaytun dibangun hingga berkembang seperti sekarang ini.

Salah satunya adalah Kasdullah, warga Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Dia juga tidak habis pikir dengan pihak-pihak yang mem-viralkan informasi terkait Al Zaytun.

BACA JUGA:WOW! Guru Gembul Sebut Al Zaytun Adalah Laboratorium Sosial yang Diciptakan Pemerintah

Dia pun mempertanyakan, mereka yang membuat viral tersebut pasti tidak mengetahui bagaimana keseharian di Mahda Al Zaytun sesungguhnya.

Sehingga berkembang tuduhan macam-macam yang tanpa dasar, sehingga lebih menjurus kepada fitnah.

"Jadi mengenai masalah viral, mereka yang membuat viral apa sudah tau betul di dalamnya seperti apa?" tanya Kasdullah.

Diungkapkan Kasdullah, selama ini dirinya bolak-balik ke Mahad Al Zaytun dan berinteraksi dengan yayasan maupun Syekh Panji Gumilang secara langsung, tidak pernah ada hal aneh.

BACA JUGA:Alasan Argentina Mau Main Lawan Timnas Indonesia: Erick Thohir Dibawa-bawa, Simak Kata Presiden AFA

Bahkan, Syekh Panji Gumilang membimbing petani agar hasil tanamnya berhasil. Sehingga bisa memberikan manfaat secara ekonomi bagi mereka.

"Sepengetahuan saya, terus terang bukan saya membela. Kenyataannya demikian. Nggak ada apa-apa di dalam," tegasnya.

Kasdullah yang sudah berusia 83 tahun mengungkapkan, sejak 1993 sudah bertani dan kemudian bergabung dengan Paguyuban Petani Penyangga Ketahanan Pangan Indonesia (P3KPI).

"Saya dari tahun 1993 jadi petani di Mahad Al Zaytun. Tapi tidak ngurusi politik," tegasnya, seraya menambahkan bahwa fokusnya adalah bagaimana mendapatkan mata pencaharian dari betani menggarap lahan Al Zaytun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: