Grup Keroncong Perdamaian Pondok Pesantren Al Zaytun Lantunkan Lagu Berbahasa Ibrani, Lembaga Ini Beri Pujian
Cover Lagu Hava Nagila dan Keroncong Pesantren Perdamaian di Mahad Al Zaytun. -Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com
INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Di dalam Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu pimpinan Panji Gumilang, agar paham bahasa Ibrani, dilakukan banyak metode pembelajaran.
BACA JUGA:PPP Rekomendasikan Uu Ruzhanul Ulum Jadi Cawapres Dampingi Ganjar Pranowo
Salah satu cara yang sudah diterapkan oleh Pondok Pesantren Al Zaytun dibawah naungan Panji Gumilang adalah dengan bernyayi.
Metodelogi pembelajaran dengan cara seperti itu, cukup mudah dipahami dan banyak diminati para santri Pondok Pesantren Al Zaytun milik Panji Gumilang.
BACA JUGA:Kejar Penunggak Pajak Kendaraan, Samsat Kota Cirebon Gelar Razia Sampai Rabu 7 Juni 2023
Sebenarnya bukan hanya bahasa Ibrani saja yang dipelajari di Pondok Pesantren Al Zaytun.
Hanya saja, Pondok Pesantren Al Zaytun yang serius mempelajari bahasa tutur orang Yahudi di seluruh dunia ini.
BACA JUGA:Panji Gumilang Mengklaim Ajarkan Bahasa Ibrani di Mahad Al Zaytun Sebagai Seting Pendidikan Global
Maka tak heran kalau lagu berbahasa Ibrani itu sering dilantunkan oleh warga di pondok tersebut. Termasuk sering dinyanyikan oleh Syekh Al Zaytun Panji Gumilang di berbagai kesempatan.
Biasanya lagu berbahasa Ibrani di Ponpes Al Zaytun dibalut dengan berbagai musik. Tetapi yang sangat terkenal dengan balutan musik keroncong yang syahdu.
BACA JUGA:Timnas Argentina Bawa Satu Pemain Baru untuk Hadapi Indonesia di SUGBK Nanti
Misalnya lagu Hava Nagila. Lagu itu diiringi oleh grup Keroncong Perdamaian, asuhan Syech Al-Zaytun, Panji Gumilang.
Yang menarik, lagu berbahasa Ibrani dibawakan dalam acara pernikahan, salah satu keluarga besar civitas Al Zaytun.
BACA JUGA:Panji Gumilang: Bahasa Arab dan Ibrani Dari Akar yang Sama, Tidak Perlu Kagetan
Grup musik Keroncong Perdamaian pun dalam penampilannya dipuji oleh Hadassah of Indonesia.
Hadassah of Indonesia adalah yayasan yang mengedukasi tentang keberagaman khususnya terkait Yahudi dan Israel.
Moniqeu Rijkers perempuan berdarah Yahudi yang merupakan pendiri Hadassah of Indonesia.
BACA JUGA:Kapolda Jabar Minta Ulama di Kabupaten Cirebon Selalu Ingatkan dan Doakan Polri
Minimal, kata lembaga itu, mereka berusaha bertoleransi dalam bentuk pelajaran bahasa Ibrani untuk para santri. Selain wajib bisa berbahasa Inggris dan Arab.
Selain itu, ungkap Hadassah, pimpinan ponpes itu juga mendorong para santri untuk terlibat dalam kegiatan acara Hadassah of Indonesia. Yakni berupa Tolerance Film Festival, yang digelar tahun 2016 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase