Di Kursi Ini Soekarno Duduk Bersama Lord Killearn di Linggarjati, Ini yang Dibicarakan, Penting Buat Indonesia
Kursi tempat Presiden RI, Ir Soekarno duduk bersama Lord Killearn di Gedung Perundingan Linggarjati, Kabupaten Kuningan.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com
KUNINGAN, RADARCIREBON.COM - Di sebuah kursi sofa empuk, yang berada di bagian belakang hotel di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten KUNINGAN, Presiden RI, Ir Soekarno duduk bersama Lord Killearn.
Peristiwa tersebut terjadi pada 10, November, 1946. Hari bersejarah untuk Bangsa Indonesia dan terjadi di Desa Linggarjati yang berada di kaki Gunung Ciremai.
Dari foto yang terdokumentasikan di Gedung Perundingan Linggarjati, Bung Karno nampak serius menatap Lord Killearn yang berasal dari Inggris.
Bung Karno nampak hadir dengan memakai setelan jas warna putih. Terselip dekat leher dasi kupu-kupu berwarna hitam. Tak ketinggalan songkok yang menjadi ciri khasnya.
BACA JUGA:2 Wanita yang Membuat Syekh Panji Gumilang Kepincut, Ada Penyanyi Terkenal hingga Sosok Pemberani
Sementara Lord Killearn memakai setelah jas hitam dan kemeja putih dengan dadi kupu-kupu. Sosok mediator asal Inggris itu, memegang peranan penting dalam Perundingan Linggarjati.
Pertemuan Lord Killearn dan Ir Soekarno terdokumentasi dengan baik. Selain foto hitam putih, peninggalannya juga masih terjaga. Yakni, sebuah kursi sofa beserta meja.
Kursi sofa itu, berada persis di depan Kamar Lord Killearn yang berada di bagian belakang Hotel Merdeka. Tempat dilaksanakannya Perundingan Linggarjati antara Pemerintah Indonesia dan Belanda.
Delegasi Indonesia waktu itu dipimpin oleh Suran Sjahrir. Turut hadir juga delegasi dari Belanda. Sementara Lord Killearn dari Inggris menjadi penengah.
BACA JUGA:Berupaya Meminta Sertifikat Tanah, Yayasan Buddha Metta Bertemu Kemenkumham
Saat jurnalis radarcirebon.com berkunjung ke lokasi, ruangan tersebut memang berada di bagian belakang dari Gedung Perundingan Linggarjati.
Sofa tersebut menghadap ke pintu yang bisa dibuka lebar. Kemudian menghadap ke halaman dan taman yang sangat luas. Tentu saja, panorama di area itu cukup memanjakan mata.
Suasana yang tenang, jauh dari hiruk pikuk dan cuaca sejuk di kaki gunung tertinggi di Jawa Barat itu, tentu sangat mendukung proses perundingan antar 2 negara tersebut dapat berjalan dengan baik.
Hingga akhirnya baik Indonesia maupun Belanda sepakat mengajukan 17 pasal dari Perundingan Linggarjati yang nantinya akan ditandatangani di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: