Air Laut Masuk ke Aliran Sungai Mas, Petani di Kandanghaur Terancam Gagal Panen

Air Laut Masuk ke Aliran Sungai Mas, Petani di  Kandanghaur Terancam Gagal Panen

Sejumlah warga sedang menahan laju air sungai mas, Kandanghaur, Indramayu.-Istimewa-

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM  -  Upaya petani untuk terus menanam padi di tengah musim pancaroba ini kian berat.

Pasalnya, sumber air andalan yakni sungai maupun kali pembuang terancam tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk mengairi sawah mereka.

Lantaran mulai bercampur dengan air laut. Seperti terjadi di Sungai Sumber Mas, Desa Ilir, Kecamatan Kandanghaur.

Permukaan air laut yang mengalami pasang masuk lewat celah pintu air yang berada di muara. Aktivitas pompanisasi yang dilakukan oleh para petani langsung dihentikan.

BACA JUGA:Kelompok Pengendara Sepeda Motor Bawa Senjata Tajam, Lalu Tawuran di Jalur Pantura Indramayu

Mencegah intrusi air laut ke sungai bertambah parah, petani dan Pemerintah Desa Ilir, bergotong royong membendung Sungai Sumber Mas.

Yakni dengan menggunakan kerangka kayu dan bambu. Setelah kerangka terbentuk para petani menimbunnya dengan tanah kemudian menutupnya dengan terpal plasik.

Aksi tambal sungai itu dibenarkan Ketua KTNA Kecamatan Kandanghaur, Waryono.

Tak hanya di Kandanghaur, upaya serupa juga dilakukan petani lainnya di wilayah pantura Kecamatan Patrol, Losarang maupun Sukra.

 

 BACA JUGA:Jelang Final Liga Champions 2022-2023, Pep Guardiola: Tim Terkuat di Eropa Akan Menang

Ia menyebutkan, dampak intrusi air laut ke sungai membuat ratusan hektare tanaman padi di sejumlah desa wilayah pesisir pantura terancam mati.

Di Kecamatan Kandanghaur, selain di Desa Ilir, ancaman yang sama juga menimpa areal persawahan di Desa Parean Girang.

“Kalau sudah kena air asin, tanaman padi bisa layu, kering lalu mati,” kata dia kepada Radar, Jumat 9 Juni 2023.

Kondisi seperti ini hampir terjadi saban tahun. Terutama saat musim tanam gadu.  Karena itu, Waryono berharap bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat untuk mencari solusi yang sering dialami oleh para petani di wilayah pesisir pantura.

BACA JUGA:MENGEJUTKAN! Pekerja Beberkan Perlakuan Al Zaytun, Bandingkan dengan Perusahaan Lain

Menurut dia, salah satu solusinya adalah dengan pembuatan bendung karet. Selain dapat mencegah intrusi air laut ke sungai, bendung karet bisa berfungsi sebagai tempat penyimpanan air atau long storage sekaligus mengurangi resiko banjir akibat pasang air laut.

Pembangunan bendung tidak membutuhkan pembebasan lahan karena menggunakan badan sungainya sendiri.

BACA JUGA:CATAT! Layanan SIM Polres Cirebon Kota Tetap Buka di Hari Sabtu

Desain dan konstruksinya lebih sederhana dibanding pembangunan bendungan. Sehingga biayanyapun relatif kecil dibawah Rp100 miliar.

“Makanya kita minta ke pemerintah provinsi atau pusat. Karena walaupun anggarannya kecil, pemerintah kabupaten sepertinya tidak akan sanggup,” jelasnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase