TERUS DISERANG, Syekh Panji Gumilang Bangun Kapal 'Anak Bahtera Nabi Nuh' Bisa Angkut 500 Orang, Mau ke Mana?

TERUS DISERANG, Syekh Panji Gumilang Bangun Kapal 'Anak Bahtera Nabi Nuh' Bisa Angkut 500 Orang, Mau ke Mana?

Syekh Panji Gumilang merencanakan membangun kapal yang disebut anak Bahtera Nabi Nuh dalam waktu dekat untuk Mahad Al Zaytun.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Syekh Panji Gumilang dan Mahad Al Zaytun terus ramai dengan serangan dan tuduhan terkait akidah yang sesat hingga isu Negara Islam Indonesia (NII).

Di tengah ramainya isu tersebut, Syekh Panji Gumilang melalui PT Pelabuhan Samudra Biru Mangun Kencana sedang membangun kapal ukuran besar.

Yang pertama berukuran 300 gross ton dengan nama Gunung Surowidi. Yang kedua berukuran 600 gross ton dengan nama Gunung Pulosari.

Dan yang ketiga baru akan dibangun dengan ukuran lebih besar, dengan julukan 'anak Bahtera Nabi Nuh' karena memiliki panjang 105 meter dan lebar 15 meter.

BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Mengelola Pesantren seperti Konglomerasi, Merambah Laut dan Ekspor - Impor

Kapal ketiga ini, akan diberi nama Kalinyamat. Mengambil nama dari tokoh perempuan Nusantara yang kemampuan armada lautnya sanggup menghalau Portugis.

Menurut Syekh Panji Gumilang, pembangunan kapal ketiga ini, setidaknya bisa mengangkut 500 penumpang dan memiliki tinggi 3 lantai.

Namun, fungsi utamanya adalah pengangkut barang. Sehingga bisa dibawa menjelajah lautan Indonesia sembari membawa beragam komoditi.

Syekh Panji Gumilang memang berprinsip untuk tidak menjawab tudingan kepada Mahad Al Zaytun, khususnya hanya dengan omongan.

BACA JUGA:Kisah Pemilik Gedung Perundingan Linggarjati dan Tegel Keraton Kasepuhan Cirebon, Saat Sultan Sepuh Tidak Puas

Baginya yang terpenting adalah terus menunjukkan karya. Sebab, berbalas kata hanya akan menjadi omong kosong.

"Jawaban paling bagus adalah gerakan untuk kemajuan," tegas Syekh Al Zaytun, saat diwawancarai radarcirebon.com, usai peringatan Hari Lahir Pancasila.

Baginya, jawaban terbaik adalah dengan menunjukkan bukti. Bukan dengan berbalas kata dan bercerita. Sebab, hal tersebut hanya omong kosong belaka.

"Bukan gerakan untuk bercerita. Itu nonsense, tidak ada artinya. Di sini bergerak untuk mendidik. Di sana bergerak untuk tidak mendidik, mangkanya nol," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: